Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Lemari buku saya sudah menumpuk dengan buku-buku.
Buku-buku tidak tersusun lagi sudah centang parenang, dan disana sini ada
debu. Saya ingin membersihkan, menyusun dan menyisihkan mana yang perlu
dan mana yang tak perlu. Yang tak perlu dan tak berguna,
yang memenuhi lemari dan merusak pandangan, saya buang dan saya bakar.
Dalam seleksi buku-buku itu, ternyata banyak yang harus di buang dan
banyak yang harus di bakar. Sewaktu saya akan menyalakan api untuk
membakar buku itu. Saya balik kembali lembaran-lembarannya, kenapa mereka
harus dibakar?. Mereka di bakar karena lembaran-lembaranya
sudah kabur tak terbaca lagi. Karena
lembaran-lembaranya sudah di makan bubuk, keropos
disana sini. Karena lembarannya ada yang terkoyak. Karena
lembarannya ada yang kosong sudah menguning. Karena lembaranya dulu di tulis
dengan seenaknya sehingga sulit dibaca. Karena lembarannya ditulis dengan
semraut, garis-garisnya nyelonong kesana-sini. Karena lembaranya
banyak yang sudah remoh. Setumpuk buku-buku itu harus di bakar
dan di musnahkan, menjadi makanan yang empuk oleh api.
Sewaktu api melalap
lembaran-lembaran buku itu, ketika itulah saya tercenung.
Merenung hidup ini. Karena hidup inipun adalah bagaikan buku.
Hari-hari yang berlalu adalah lembaran-lembaran dari buku
kehidupan. Saya khawatir karena hari-hari yang saya lewati,
lembaran-lembaran buku saya banyak yang kosong. Tidak
jarang lembaran buku itu saya tulis dengan tulisan
yang tak keruan, centang parenang sehingga sukar membacanya. Banyak
corat-coret dalam setiap helai buku itu. Saya coba mebalik-balik
buku kehidupan. Ketika kecil boleh dikata tak ada isinya paling-paling
garis lurus yang tak bisa di baca. Ketika remaja,
helai-helai buku itu sering diisi dengan hal-hal yang tak berguna. Ketika
itu waktu sering di buang-buang. Ketika dewasa buku itu asyik berisi
dengan usaha dan kerja untuk menggapai kebutuhan
dunia. Dan
ketika
beranjak tua buku itupun muram karena hari-harinya sering diisi oleh
sakit disana dan sakit disini. Kalau tidak kepala yang sakit, atau kaki
yang ngilu, sakit di langkahkan. Lalu apa yang berharga dari
lembaran-lembaran buku kehidupan yang dapat di simpan?.
Saya ragu, saya sangsi, jangan-jangan lembaran-lembaran buku, dan
hari-hari yang berlalu tak bernilai sama sekali. Karena lembaran-lembaran
yang bernilai dan bermutu adalah lembaran-
lembaran yang
diisi dengan amal saleh yang di goresi oleh tinta-tinta iman. Amal saleh
dan tinta iman inilah lembaran yang dapat disimpan dan di perlihatkan
kelak di hadapan Allah sebagai insentif dan pahala yang akan di peroleh di
akhirat kelak Saya berhitung, berapa diantara hari-hari yang telah saya lewati
yang telah diisi oleh kerja (amal) bermanfaat (Saleh)? dan
berapa banyak tinta iman yang telah menggoresi lembaran-lembaran buku
kehidupan ini?.Jangan-jangan saya terkelompok pada golongan orang yang
rugi.Karena orang yang rugi adalah orang-orang yang waktunya berlalu, tapi
keimanannya tidak bertambah. Ialah orang-orang yang waktunya berlalu tapi
amalnya tidak bertambah; Ialah orang-orang yang
waktunya berlalu, tapi
kebenarannya tidak bertambah. Ialah orang-orang yang
waktunya berlalu tapi kesabarannya tak
bertambah.Taqwa adalah gabungan dari Iman dan amal saleh. Iman adalah
garis vertikal tegak lurus ke atas berhungan dengan
Allah. Imannya semakin tebal dan kokoh, hubungan dengan Allah
semakin dekat dan semakin kuat. Garis vertikalnya atau Hablumminallah
makin tebal. Amal saleh artinya kerja yang bermanfaat, bermanfaat untuk
sesama manusia, dan amal saleh ini banyak berhubungan dengan kemanusiaan atau
Hablumminannas, sehingga garis horizontalnya menjadi tebal dan
kokoh. Kalau di gabung garis iman dan garis amal saleh ini
akan terbentuk tanda tambah yang menjadi nilai
tambah dalam setiap detik kehidupan. Manusia yang berkualitas
adalah mereka yang paling bermanfaat bagi sesamanya.WAktu sangat
cepat berlalu, dia berlalu laksana awan yang berarak meninggalkan kita
tak bisa di tahan, walau dengan cara apapun. Dia berlalu dan
berlalri bagaikan angin nan berhembus tanpa henti dan tanpa mengenal
istirahat. Dia akan meninggalkan orang-orang yang lalai dan
yang melupakannya. Kalau dia telah berlalu dan pergi tak kan
mungkin kembali lagi. Kesempatan yang sama tak akan pernah berulang pada waktu
yang lain.Waktu sangat berharga. Kalau hilang tak ada
gantinya. Berbeda denag uang hilang dapat di cari. Waktu tak dapat
di depositokan, waktu tak dapat di kredit. waktu tak dapat dipinjam
Kelebihan Islam adalah, kita sebagai khalifah di beri kebebasan dan
kemerdekaan yang bertanggung jawab. "Perbuatlah
sesukamu, tapi ingat setiap perbuatan akan diminta
pertanggung jawabnya. Setiap detik waktu yang di pakai
akan di tanya, untuk apa di gunakan. Kita hanya
di tuntut, agar setiap detik waktu yang dipinjamkan
Tuhan di gunakan untuk hal yang bermanfaat. Maka
selalu kita memohon "Ya Allah berilah hambamu setiap detik waktu
menjadi detik-detik yang bermanfaat". Karena sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.Untuk itu satya teringat akan
sebuah Firman Suci_Nya dalam surat Al Insyiraah:
”Bukankah Kami
telah melapangkan untukmu dadamu ?
Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu
Yang memberatkan punggungmu (beban membawakan
risalah)
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu
(Muhammad SAW)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan
Maka apabila kamu sudah selesai dari satu
urusan, kerjakanlah
dengan sungguh2 urusan yang lain
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap”.
P a d a n g 8 Juli
1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar