Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Lapar dan dahaga bukanlah tujuan puasa,
namun banyak orang berpuasa, tapi yang di perolehnya hanya sekedar
haus dan lapar.
sebagaimana yang di jelaskan Oleh Nabi
Muhammad s.a.w :"Sekian
banyak orang-orang yang berpuasa yang tidak
memperoleh hasil dari
puasanya kecuali lapar dan dahaga".
Hal ini disebabkan banyak orang yang ndak
tahu serta tidak
menghayati apa tujuan puasa yang sebenarnya. Lalu
apa yang sebe
narnya di tuju dari puasa? Untuk itu marilah
kita kembali berta
nya pada AL_Qur'an. Puasa di garis bawahi oleh
Al-Qur'an sebagai
bertujuan untuk memperoleh
Takwa". Tujuan tersebut tercapai
dengan menghayati arti puasa itu sendiri. Puasa
atau pengendalian
diri terhadap segala keinginan dan segala
kebutuhan. Sebagaimana
kita tahu didalam kehidupannya, manusia mempunyai
banyak kebutu
han yang secara garis besarnya dapat
di kelompokkan pada lima
kebutuhan pokok yaitu
1. Kebutuhan faali (makan,minum, dan hubungan
seksual)
2. Kebutuhan akan ke tentraman dan
keamanan
3. Kebutuhan akan keterikatan pada kelompok atau
kebutuhan sosial
4. Kebutuhan akan rasa penghormatan
5. Kebutuhan akan pencapaian cita=cita
Kebutuhan kedua tidak akan mendesaknya
sebelum kebutuhan
pertama terpenuhi. Bahkan seseorang dapat
mengorbankan kebutuhan
berikutnya, bila kebutuhan sebelumnya belum
terpenuhi. Sebaliknya
seseorang yang mampu mengendalikan dirinya dalam
kebutuhan perta
ma, akan dengan mudah mengendalikan
kebutuhan-kebutuhannya yang
berada pada
posisi berikutnya.
Seseorang berkewajiban
mengendalikan dirinya berkaitan
dengan kebutuhan-kebutuhan yang
pertamma atau faali tersebut
dalam waktu-waktu tertentu. Maka kebutuhan
terhadap makan, minum
dan hubungan seksual dalam bulan
puasa, tidak boleh dilakukan
pada waktu-waktu tertentu, yaitu
mulai terbit fajar, sampai
terbenam matahari.
Langkah utama untuk itu dilakukan
dengan berpuasa, yang
mengantarkan kita kepada taqwa
dan yang mempunyai ciri yang
sangat luas: sama halnya dengan
Al-Shirath Al-Mustaqim (jalan
yang luas lagi lurus), sehingga karena keluasan
dan kelurusannya
ia dapat menampung banyak jalan yang
berbeda-beda selama jalan-
jalan tersebut penuh dengan kedamaian.
Al_Hasan Al_Basri menggambarkan keadaan orang yang
meladani
Tuhan sehingga mencapai tingkat takwa
yang sebenarnya dengan
ungkapan :"Anda akan menjumpai orang
tersebut; teguh dalam keya
kinan, teguh tapi bijaksana, tekun dalam
menuntut ilmu, semakin
berilmu semakin merendah, semakin
berkuasa semakin bijaksana,
tampak wibawanya didepan umum, jelas syukurnya
dikala beruntung,
menonjol kepuasaannya dalam pembagian rezeki,
senantiasa berhias
walaupun miskin, selalu cermat, tidak boros
walaupun kaya, murah
hati dan murah tangan, tidak menghina,
tidak mengejek, tidak
menghabiskan waktu dalam permainan, dan
tidak berjalan membawa
fitnah, disiplin dalam tugasnya, tinggi dedikasinya,
serta terpe
lihara identitasnya, tidak menuntut yang
bukan haknya dan tidak
menahan hak orang lain. Kalau di tegur ia
menyesal, kalau bersa
lah ia istighfar, bila di maki ia tersenyum sambil
berkata: "Jika
makian anda benar, maka aku bermohon semoga
Tuhan mengampuniku.
Dan jika makian anda keliru aku bermohon semoga
Tuhan mengampuni
mu".
Rasulullah menggambarkan bahwa :"Seseorang
hamba akan mende
katkan diri kepad_Ku (Tuhan), hingga Aku
mencintainya, dan bila
Aku (Tuhan) mencintainya, menjadilah
pendengaran_Ku yang di guna
kannya untuk mendengar, penglihatan_Ku yang
digunakannya untuk
melihat, tangan_Ku yang
digunakannya untuk bertindak, serta
kaki_Ku yang digunakanya untuk berjalan (Hadis
Qudsi).
Dan ciri takwa yang lain adalah;
"Apabila ia mengajak kepada kebaikan, maka ia
akan mengajak
dengan lemah lembut, tidak dengan kekerasan dan
tidak pula dengan
kecaman atau kritik. Ia akan
selalu jadi dermawan. Ia akan
selalu jadi pemaaf , karena dadanya
demikian lapang, sehingga
mampu menampung segala kesalahan orang. Ia tidak
akan mendendam,
karena ingatannya hanya tertuju kepada Yang Satu
itu (Allah swt).
Untuk itu saya teringat akan panggilan
Tuhan pada orang-orang
yang beriman dalam Surat Al_Baqarah 1yat 183:
"Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atasmu berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan pada
orang-orang sebelummu, agar
kami menjadi orang yang bertakwa".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar