Oleh
: Dr.H.K.Suheimi
26 Oktober, saya menghadiri pertemuan orang-orang "Gaek" di
rumah
pak Syurkani. Banyak Gaek-Gaek yang hadir di ruang itu, ada
yang
mantan wakil Gubernur, mantan pembantu gubernur,
mantan
Rektor, mantan bupati, mantan kepala pajak, mantan
kepala BKKBN,
ketua MUI dan banyak lagi mantan-mantan yang lain,
pokoknya para
mantan-mantanlah. Mereka berkumpul,
mereka berbincang-bincang,
perbincangan yang bermutu karena di
ungkapkan pula oleh orang-
orang Gaek yang saya lihat memang sudah
"bermutu" atau "bermuka
tua". Tapi ungkap mereka biar
"bermutu" asal jangan "Rapi" atau
"Rada Pikun" kemudian saya tambah lagi,
jangan sampai "Rapi Jali"
singkatan dari "Rada pikun jadi
linglung". Memang dalam hidup ini
tidak ada orang yang mau pikun dan linglung.
Saya menganggap pertemuan ini
sangat penting; pertemuan
Orang-Orang Gaek, pertemuan "Lansia"
atau lamjut usia, pertemuan
Glamur atau "Golongan lanjut umur", tapi
bukan pertemuan "Lupus"
atau "Lupa Usia", karena
semua mereka yang hadir selalu ingat
berapa umur dan usianya, belum ada yang
sampai lupa. Pertemuan
ini saya anggap sangat penting karena
sayapun, dan anda yang
sedang membaca karangan ini, serta siapa
saja akan menjadi tua.
Kesana kita kan pergi, ketempat itu kaki akan
melangkah. Suka tak
suka, senang tak senang, tua akan datang
menjelang.
Maka memikirkan wadah, memikirkan
tempat yang akan kita
tempuh, membicarakan sesuatu yang akan
terjadi, jauh lebih pen
ting dari pada mengenang masa lalu,
mengungkit-ungkit apa yang
pernah kita alami atau ber nostalgia akan
masa-masa yang sudah
lewat. Maka walaupun saya cape pulang praktek,
saya kejarkan juga
menghadiri pertemuan itu. Pertemuan
yang penting untuk saya,
pertemuan yang penting untuk anda dan
pertemuan yang penting
untuk siapa saja, ialah "Apa yang dapat kita
lakukan di hari tua
dan apa yang kita inginkan dilakukan
orang lain untuk kita di
hari tua". Tempat dan suasana
yang bagaimna yang di harapkan,
agar hari-hari tua diisi oleh hal-hal yang
bermanfaat dan tetap
pruduktif.
Terungkap dari percakapan di malam itu
bahwa Orang-Orang
Gaek itu tidak mau dan tidak sudi, apabila
diri mereka dianggap
jadi beban dan memberatkan orang lain. Mereka
ingin ber produktif
di usia tua, dan di hari-hari yang tinggal
sedikit itu, disisa-
sisa hidup ini mereka ingin
menunjukkan kualitas hidup yang
tinggi dan berbobot dan dapat berbakti
serta mendekatkan diri
pada Ilahi. sehingga hari-hari terakhir
mereka adalah hari-hari
yang penuh Rahmat dan disirami Berkat serta
dapat curahan Kasih
dan sayang_Nya.
Sayapun diusia seperti sekarang
ini,"Gaek alun, tapi mudo
talampau" Usia muda sudah saya lewati dan
lampaui, walaupun saya
belum mau di katakan Gaek, tapi mau tidak
mau, suka tidak suka
Gaek itu akan saya tempuh. Maka di hari Gaek
saya membayangkan
ingin berada di suatu tempat, dimana
berkumpul banyak Gaek_Gaek
yang lain. Pagi harinya kami pergi ke
tepian, berkecimpung dan
berenang atau mandi di pincuran, kemudian
mengail dan memancing
ikan, lalu membersihkan rumput di pematang
sambil menanam bayam
dan pucuk ubi, memetik sayur-sayur dan tomat. Kemudian
membersih
ð73 Škan tambak dan keramba-keramba ikan, atau pergi ke sawah memalang
dan memancing belut. Oh betapa indahnya dan
betapa segarnya di
tengah udara terbuka di pematang sawah dan di
pinggir kolam.
„
„
Orang
Gaek itu perangai kembali seperti anak-anak, kata
orang.
Memang pada usia Geak, kembali manusia ingin melakukan
kebiasan
dan kesenangan sewaktu masih anak-anak dulu. Kalau dulu
suka
memancing, maka di hari tua keinginan itu
mengebu-gebu
kembali.
Kalau dulu biasa memalang dan menangkap belut, maka di
hari tua keinginan itu datang kembali. Di hari tua
itu saya ingin
tetap pruduktif menternakkan ikan, mengembang
biakkan belut. Dan
pengalaman hidup semasa muda dan
anak-anak akan saya jadikan
pedoman dalam menempuh hari tua. Sorenya
kami berkumpul dengan
orang tua-tua yang lain sambil "raun
paniang" berkeliling melihat
hasil kerja dari Gaek=Gaek yang lain, atau
pergi menghibur dan
mengobati, kalau-kalau ada diantara
kami yang sakit. Malamnya
kami akan berkumpul-kumpul, ada yang bergitar, ada
yang ber biola
lalu bersama-sama bernyanyi "Kemesraan ini
jangan cepat berlalu",
dengan suara yang tentu sudah fals dan tidak
semerdu dulu lagi,
tapi bahagia dan senang. Sekali-sekali tentu ingin di kunjungi
anak dan cucu, lalu bercengkrama dan berceritra,
tentu cucu-cucu
saya ingin di dongengi, apalagi
kakeknya senang mendongeng,
dongeng kak kancil, dongeng putri salju atau
seribu dongeng dapat
di ceritrakan kembali. Betapa
senangnya dalam mendongeng itu,
melihat cucu tertidur dengan lelapnya sambil
memimpikan dongeng-
dongeng yang di sampaikan kakeknya. Oh masa tua ,
hari-hari Gaek
yang penuh dengan keni'matan dan penuh rahmat,
karena di hari itu
saya sudah pensiun dan ingin menikmati
masa-masa pensiun dengan
penuh ketenangan, penuh kedamaian dan penuh
ketentraman. Memang
ð73 Š
ð73 Š
untuk orang tua "Hati yang penuh kedamaian,
fikiran yang penuh ke
tentraman dan perasaan yang penuh
ketenangan, dan hidup yang
penuh arti sangat di dambakan. Dan
semua itu bukan khayalan,
semua itu dapat di raih dan di rencanakkan dari
sekarang.
„
„
Sebelum
saya pergi ke pertemuan itu, sorenya saya menatap
sebuah
pohon kayu yang sudah tua, daunnya tidak selebat
dulu
lagi,
rantingnya sudah banyak yang patah, pohonya telah dihingga
pi
benalu, badai yang berhembus kemarin mematahkan dahannya. Tapi
yang saya saksikan keinginan untuk bertahan dan
hidup terus masih
tampak pada pohon tua itu, karena masih saya
lihat, di sebagian
rantingnya masih tampak daun-daun baru,
tunas-tunas baru. Kalau
di sebatang pohon masih tumbuh
daun-daun baru dan tunas-tunas
baru, pertanda pohon itu masih panjang umurnya ,
karena dia masih
produktif menghasilkan tunas dan pucuk-pucuk
baru. Tapi begitu
dia tak bisa lagi menghasilkan tunas dan daun,
maka sebentar lagi
dia akan layu, terkulai dan mati.
„
„
Agaknya
manusiapun demikian, setiap hari dia harus produk
tif,
harus bisa dan mampu menghasilkan sesuatu. Kalau
dia tidak
mampu lagi, maka hidupnyapun tidak akan lama
. Dan seseorang di
nilai dari produktifitasnya. Orang yang
berkualitas adalah orang
yang bermanfaat bagi sesamanya, ialah oarng yang
bisa menghasil
kan sesuatu di setiap saat dan setiap waktu.
Kalau tidak, maka
demi waktu
mereka akan jadi orang-orang yang merugi. Yang tidak
merugi ialah mereka yang selalu beriman
mendekat pada Tuhannya,
ber amal atau selalu bekerja dan mengerjakan
perbuatan yang baik,
serta berfatwa untuk kebaikkan dan berfatwa dalam
kesabaran.
„
„
Di
Jepang orang-orang muda dan para sarjana di anjurkan ke
ð73 Škota. Dengan kekuatan dan kemapuannya serta kesarjanaannya mereka
bergiat dan berlomba untuk bersaing dan
berproduksi, sedangkan
orang-orang tua yang telah jadi
mantan, mantan ini dan mantan
itu, yang sudah lama merasakan pahit dan
getirnya hidup, serta
yang sudah lama makan garam, di anjurkan
pergi ke desa-desa. Di
desa mereka jadi panutan, apa yang di
katakan dan di kerjakkan
menjadi contoh dan teladan. Mereka tidak
memburu-buru duit men
cari kekayaan lagi. Berkat pengalaman dan
pengetahuannya, mereka
bekerja dan berfikir jauh lebih efisien dan
efektif yang akan di
contoh oleh masyarakat di sekitarnya.
Apa yang di katakannya
diikuti oleh masyarakat desanya. Hidupnya penuh
arti, dia adalah
jadi pembaharu dan dia jadi pahlawan di desanya. Pada
hakekatnya
desa-desa di Jepang di bangun oleh
orang-orang Gaek. Dia puas
dengan hasilnya itu dan dia puas pula
waktu akan meninggalkan
dunia yang fana ini. Selama hidupnya dia menjadi orang yang
berkualitas, dan waktu matinya dia punya
nama, karena dia sudah
berbuat baik dan dia telah meninggalkan sesuatu,
dia menjadi suri
dan tauladan. Bukankah
dikatakan bahwa harimau mati meninggalkan
belang, Gajah mati meninggalkan Gading dan
manusia mati mening
galkan nama?.
„
„
Maka pertemuan 26 oktober itu punya makna
dan arti tersen
diri dalam hidup saya, sambil membayangkan PERGERI
atau perhimpu
nan Gerontologi Indonesia ini. Akan
punya sebuah lahan tempat
mereka berkumpul, lahan dimana ada sungai
yang mengalir, punya
tambak ikan, punya tempat memancing belut, punya
taman dan kebun
memetik daun teh, punya ladang dan sayuran,
diudara yang bersih
tanpa polusi. Dan kalau di satu tempat telah
berkumpul, bekas-
bekas orang cerdik pandai, tentu di sana akan
muncul ide-ide dan
ð73 Š
ð73 Š
pemikiran baru yang akan jadi contoh dan
ikutan masyarakat ban
yak. Saya melamunkan suatu tempat, tempat yang
tentu jauh berbeda
dengan tempat-tempat "Panti
Jompo". Yang saya lamunkan adalah
suatu areal, suatu daerah, dimana
berkumpulnya orang-orang Gaek
yang produktif, berfikiran cemerlang
dan berpenampilan segar
bugar. Mukanya merona merah dengan sesungging
senyum di bibirnya,
hidupnya penuh arti. Dan dia meninggalkan dunia
ini dengan penuh
kedamain, ketentraman dan ketenangan di
hadapan para anak cucu
yang sangat mencintainya. Dan tempat itu
bisa dan dapat dicari
serta di usahakan. Di tempat itu nanti tertulis
kata-kata "Disi
ni, di tempat ini adalah sorga bagi orang
Gaek_gaek". Siapa yang
mau bergabung ikutlah bersama kami. Ah semoga
khayalan ini menja
di kenyataan dengan terbentuknya perhimpunan
Orang-Orang Gaek di
suatu malam di rumah Pak Syurkani.
„
„
Untuk
itu saya teringat sebuah firman suci_nya
dalam
Al_Qur'an
surat Al Israa' ayat 23-24 :
"DAn
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah
selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu
dengan
sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara
keduanya
sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka
sekali-kali
janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan
jaganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka
perkataan
yang mulia.
Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh
kesayangan
dan ucapkanlah "Wahai Tuhanku, kasihanilah
mereka
keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu
kecil".
„
„
Surat
Al Ahqaaf ayat 15:
Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat
baik kepada
dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah
@ü<3[1]
@ü<3[1]
Pû=3[1] Šdan melahirkannya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menya
pihnya adalah 30 bulan, sehingga apabila
ia telah dewasa dan
umurnya
sampai empat puluh tahun ia berdo'a "Ya Tuhanku, tunjuk
kanlah
aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah
Engkau
berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat
berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikkan
kepadaku
dengan (meberi kebaikkan) kepada anak cucuku. Sesung
guhnya
aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri".
P
a d a n g 26 Oktober 1993.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar