Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Satu hari di tahun 1979, saya menjemput
Irham kesekolahnya
di TK Baiturrahmah. Disana sebelum sekolah
usai, sebelum anak-
anak pulang mereka berdoa. dari mulut
kecilnya terlafas sebuah
do'a :"Allahumma firli waliwa lidaiya,
warhamhuma, kama rabbayani
sagiirah"
"Ya Allah"; kata Irham sambil
memejamkan matanya
"Ampunilah dosa kami dan dosa dua ibu
bapa kami, berilah mereka
rahmat dan sayangilah mereka sebagaimana mereka
telah menyayangi
dan mendidik kami dari
kecil". Oh Irham kecil, rasanya baru
kemarin dia terlahir, masih terbayang dan belum
lepas dari inga
tan betapa dia menangis berteriak dan
mengoak pertama menghirup
udara didunia. Tiba-tiba sekarang dia berdoa dan
yang didoakannya
kedua ibu bapaknya. Saya tertegun dan
saya terenyuh, doa itu
terasa sangat syahdu di telinga saya
dan menyusup ke relung-
relung hati yang terdalam.
Banyak dan sering saya mendengar do'a, tapi
mendengar do'a
yang terlafas dari bibir anak sendiri, sangat
menusuk dan menge
tarkan sukma. Saya tergetar dan saya tak
bisa menahan perasaan.
Dari balik jendela saya tatap raut
wajahnya, raut wajah yang
polos, raut wajah yang tak berdosa, raut wajah
yang jernih, raut
wajah yang lugu, raut wajah seorang bocah
cilik, dan dari bibir
nya terlafas do'a yang menggetarkan
kalbu. Tanpa saya sadari,
dari balik jendela itu mata saya
berkaca-kaca ndak sanggup saya
menahan emosi dan perasaan. Begitu selesai dia berdo'a,
langsung
saya peluk dan saya cium, dari lubuk
hati yang terdalam saya
ucapkan "Terima kasih anakku".
Saya cium kedua pipinya dan saya
bawa dia pulang. Dari matanya yang jernih dan
hitam dan polos dia
menatap saya lama-lama, kemudian dia
tersenyum. Saya tak dapat
menafsirkan apa yang di senyumkannya.
Lama saya tertegun dan
tercenung merenung do'a yang sangat menusuk hati
itu, sebuah do'a
dari anak. Dia mendoakan keampuanan bagi
orang taunya, dia men
doakan agar orang tuanya di limpahi Rahmat
dan kasih sayang. Oh
adakah do'a yang lebih hebat dari do'a ini.
Do'a yang terlahir
dari seorang anak TK masih ingusan dan belum
bernoda dan belum
berdosa, yang yang suci dan murni. Sewaktu
dia tertidur di pem
baringan, saya tatap wajahnya yang polos suci,
bersih, dan dalam
lelap tidurnya itu, dia saya hampiri dan saya
dekap dan saya cium
sepuas-puas hati, lalu, sekali lagi saya
bisikkan ke telinganya
:"Terima kasih anakku"
„
„
Dan do'a itu tergiang kembali, tapi bukankah yang
akan saya
peroleh itu adalah sekedar apa yang saya perbuat
untuknya, bukan
kah yang akan saya peroleh itu
setimpal dengan apa yang saya
berikan padanya?, sebagaimana do'anya.
Ampuni dan beri rahmat
serta sayangi kedua orang tuaku, sebagaimana dia
telah menyayangi
dan mendidikku sewaktu kecil.
„
„
Kata
sebagaimana maksudnya adalah setimpal atau
sepadan
ð73[1]
ð73[1]
ð73[1] Šdengan usaha saya mendidiknya. Maka tiap orang tua bertanggung
jawab untuk dirinya sendiri dalam mendidik
dan membesarkan anak
nya. Yaitu pendidkan yang memperkaya otak
dan membangun pribadi
nya.
„
„
Maka dimata seorang ibu dan ayah, anak itu
selalu bagaikan
bayi terus, walaupun umur anaknya itu sudah
lanjut, karena selalu
berada dalam pendidikannya, maka do'a ibu dan bapa
walaupun sudah
tua renta tetap
makbul, ketika ia mendoakan anaknya, karena dia
selalu mendidik.
„
„
Pendidikan di sebut Tarbiyah. Dalam tarbiyah di
tanamkan
inovasi sesuatu yang baru, sehingga
anak selalu di pacu dalam
mengenal dan mempelajari hal-hal yang
inovatif atau yang baru.
Sebagaimana sewaktu nabi di tanya :"
Kalau nanti engkau tak ada
kepada siapa kami
bertanya?", jawab nabi "Engkau lebih tahu
terhadap duniamu!", berarti kita
punya kesempatan menggumuli
dunia kita, tak ada dogmatis yang mengatakan
mencari ilmu stop
dan berhenti sampai sini. Kita harus belajar
terus dan tak ada
ketakutan untuk belajar terus.
Andaikan kita bimbang maka ada
sumber acuan yaitu Qur'an. Seperti
"beterbanganlah engkau menero
bos berlapis=lapis langit, tapi jangan
terbang tanpa Sultan",
tanpa kekuatan atau bimbingan, bimbingan ini
adalah pendidikan
dan ilmu.
„
„
Islam tidak sekadar anjuran dan
larangan saja, tapi juga
berisi petunjuk untuk membuat pandangan kita
lebih canggih jauh
ke depan. Islam bukan saja cocok dengan segala
zaman, bahkan jauh
lebih dahulu, mendahului zamannya. Banyak yang
kita baca dalam Al
Qur'an pada mulanya belum
meyakinkan, tapi kemudian setelah
berlalu sekian zaman, terbukti, bahwa Al Qur'anlah
yang benar.
ð73 Š
ð73 Š
„
„
Anjuran untuk memperkaya dan mempercanggih
wawasan selalu
diajarkan oleh Islam. Modalnya bukan
keangkuhan tapi keluasan
minat.
„
„
Tak sedikit orang memperdalam sesuatu ilmu tapi
dalam bidang
yang sempit, sehingga mempersempit
pandangannya seperti dalam
terowongan yang sempit saja. Menaruh
perhatian pada cakrawala
yang luas, dan memperluas pandangan
dan perluas minat, adalah
anjuran-anjuran dalam agama kita. Tidakkah
kau fikir kan setiap
kali kamu melihat dan menyaksika sesuatu?.
„
„
Sedang asyik-asyik merenung kejadian
alam ini, tiba-tiba
anak saya dengan suara kecilnya berdoa
:"Ya Allah tunjukkilah
kami jalan_Mu yang lurus dan yang benar.
Jalan orang-orang yang
telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan
orang-orang yang Engkau
murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang
sesat". Setiap kali
ia berdoa, setiap kali itu pula
jantung saya bergetar, entah
kenapa do'a anak jauh lebih berkesan dalam
sanubari saya diban
dingkan dengan do'a siapa saja. Dan do'a
mereka pulah yang saya
dambakan nanti kelak, andainya nyawa
ini telah berpisah dari
badan. Dan do'a yang sering di
lafaskannya adalah :"Ya Allah
berilah kami kesenangan di dunia dan
kesenangan di akhirat dan
jauhilah kami sekeluarga dari siksaan
api neraka". Lalu saya
ucapkan Amiin..pelan-pelan, semoga Tuhan
mengabulkannya.
„
„
Malam ini datang teleponnya dari
Jakarta minta di kirimi
uang untuk pembeli buku Hislogi, Biokimia, Ilmu
Faal dan Anatomi.
Saya tahu buku-buku itu tidak murah
dan uangpun tidak mudah,
tidak semudah membubuhkan tanda tangan. Karena memang
ada bebera
pa orang uang itu mudah baginya,
dengan hanya membubuhi tanda
ð73 Štangan di sana- sini, lalu uangpun mengalir bagaikan air bah.
Tapi bagi saya untuk memperoleh uang
harus bekerja, "Mangakeh
baru kamakan". Siang malam tak mengenal
waktu dan tak mengenal
lelah. Disaat-saat orang tertidur
dengan nyeyaknya saya harus
jaga, resek panja, dengan baju yang
bergelimang darah dan tubuh
yang bermandikan keringat, dengan jantung
yang berdegup dengan
nafas yang terengah-engah saya harus berjuang
menolong dan beru
saha menyelamat nyawa ibu dan anak dalam setiap
proses kelahiran.
Saya harus membuka perut mengangkat tomor
dan kanker yang bersa
rang dalam indung telur dan rahim
seorang ibu. Hampir setiap
malam saya bekerja dan hampir setiap malam ada
saja ibu-ibu yang
melahirkan, saya ngak mengerti kenapa
ibu-ibu sering melahirkan
malam hari, mungkin karena di
tanamnya waktu malam, maka di
tuainyapun pada waktu malam. Bukankah
ada pameo yang berkata
siapa yang menanam dia yang menuai?.
„
„
Maka uang yang tidak sedikit untuk pembeli buku
itupun saya
kirimkan, dan ketika mengirim uang itu saya
iringi dengan do'a,
semoga buku-buku yang di belinya adalah
buku-buku yang berman
faat, bermanfaat untuk dirinya, dan
bermanfaat untuk lingkun
gannya serta bermanfaat untuk masa depannya,
sehingga dia dapat
menyumbangkan manfaat ilmu itu. Kiranya ilmu yang
bermanfaat yang
diajarkan akan mengalir nanti disaat semua pintu
amal sudah ditu
tup disaat nyawa telah lepas dari badan. Semoga
diapun memberikan
dan mencurahkan ilmu yang bermanfaat ini
kepada lingkungan yang
membutuhkannya.
„
„
Dan untuknya yang sedang dihantam gelombang
perjuangan untuk
mencapai cita-cita, saya panjatkan sebuah do'a.
do'a seorang ayah
untuk anaknya:
ð73 Š
ð73 Š
Tuhanku, Bentuklah putraku menjadi
manusia yang cukup berani.
Untuk menyadari kelemahannya,
manakala dia takut dan berani
menghadapi dirinya.
Manusia yang tetap teguh dalam kekalahan,
tetapi jujur, rendah
hati serta berbudi halus dalam kemenangan.
Bentuklah putraku menjadi manusia yang
cita-citanya tak pernah
padam, dan sanggup mewujudkannya dalam tindakkan.
Putraku insyaf bahwa mengenal dirinya
sendiri adalah landasan
pengetahuan.
Tuhanku. Aku mohon supaya
putra-putraku jangan berada diatas
jalan yang mudah dan lunak, tetapi tumbuh dan KAU
pimpin di dalam
desakkan dan tantangan.
Agar dia dapat berdiri kokoh di tengah badai.
Putra-putra yang dapat memimpin dirinya sendiri,
sebelum berhas
rat memimpin orang lain.
Putra-putraku yang sanggup memenangkan hari
depan dan tak lupa
untuk belajar dari masa lampau.
Dan setelah semua ini menjadi miliknya, aku
masih mohon supaya
putra-putriku di beri perasaan jenaka, agar dia
dapat bersungguh-
sungguh.
Karunialah mereka kerendahan hati.
Dan bimbinglah mereka agar
selalu ingat akan Engkau sebagai
sumber kesederhanaan dan keagungan yang
sebenarnya.
Sebagai sumber kearifan dan kekuatan yang
sebenarnya.
Dengan demikian maka aku ayahnya, dapat
memberanikan diri untuk
berbisik :"Bahwa hidupku tidak sia-sia".
ð73
Š
Tidak ada komentar:
Posting Komentar