Oleh .K.Suheimi
Gebu Minang menggebu-gebu.
Gebuanya membuat cemburu suku-suku yang ada di Tanah air. Gebu Minang
menggebubu sampai ke tingkat yang paling atas, sehingga orang yang nomor satu
di negeri ini Pak Harto dalam sebuah pidato resmi kenegaraan berseru agar
suku-suku yang ada di Indonesia ini meniru dan mencontoh suku Minang yang mampu
menghimpun setiap orang Minang se dunia dimanapun dia berada di dalam Gebu Minang
. Perbuatan yang nyata bisa menghimpun dana, dan dana ini di manfaatkan untuk
kemashlahatan suku Minang Kabau.
Saya ingat Gebu Minang yang di gagas oleh Emil salim, Awaluddin.
Azwar Anas dan Hasan Basri Durin ini
gegap gempita menyentuh setiap kalbu orang Minang dimanapun dia berada..
Dalam hati saya teringat akan
nama-nama besar orang Minang . Sech Ahmad khatib yang di kenal dengan nama sech
Minangkabaui, Imam besar di Masjidil Haram, tempat semua ulama didunia ini
belajar padanya. Raja Arab Saudi sering meminta nasehat dan Fatwanya.Agus Salim
Diplomat Ulung.
Agen mobil chevrolet yang pertama
di Indonesia Hasyim Ning, Fabrik Kain yang pertama di Indonesia Rahman Tamin dengan Ratatexnya. Fabrik cat yang pertama di
Indonesia Sidi Tando. Dan banyak nama-nama besar yang mengharumkan Nama Republik Ini sebelum sedang dan sesudah kemerdekaan dan
mengisi kemerdekaan ini. Dan Nama Bung
Hatta Pak Natsir, terukir dan tercatat harum dalam sejarah keemasan negri ini’
Lalu saya terenyuh sewaktu Yusuf
Kala yang wakil Presiden mensitir .Orang Minang jangan terbuai oleh kebesaran
dan kenangan masa lalu. Dulu pedagang Minang ini dikenal dan disegani. Sekarang
banyak orang Minang yang maju juga, maju
dua meter. Dua meter di depan toko orang sebagai penjaja kaki lima
yang tiap sebentar digusur. Apakah kebesaran Minang tinggal nama dan
kenagan saja?
Di gagas Gebu Minang ini untuk
menjadi jembatan hati sesesama Minang , membangkitkan batang Tarandam.
Satu-satunya wadah yang bisa merekat hati semua orang Minang , mengangkat
derjat dan martabat suku Minang yang dulu memang sudah pernah jaya, di pandang
sebagai panutan, di panggil angku guru. Kerna orang Minang itu selalu diakui
oleh suku-suku yang lain sebagai guru dan sebagai panutan.
Saya ingat betapa dinamisnya
orang Minang , terpapar dalam pantunya
Pincalang biduak rang Tiku
Didayuang sambia manungkuik
Basilang kayu dalam tunggu
Disina api mankonya iduik.
Maka Gebu Minang pun
menggebu-gebu terkesan wah dan megah, banyak hau-haunya, Di kenal dan hidup di
kalangan atas, tapi apakah masyarakat bawah sudah merasakan sipak terjang dan
manfaat nyatanya. Kami rakyat badari
inginkan hal-hal yang nyata tergores dan terukir untuk kampung halaman. Setelah
sekian Tahun Gebu Minang ini rakyat badarai mendambakan dan meninginkan perbuatan yang
nyata.
Lalu saya teringat akan sebuah
Firman suci_Nya dalam Al-Qur'an
Hai orang-orang yang beriman,
mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat (QS. 61:2)
Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS. 61:3)
Dalam ayat ini Allah mensitir.
Jangan banyak omong tapi mana kerja nyatanya, sebab yang dinilai disi Allah
bukanlah omongannya tapi amal saleh yang
nyata.
Lalu saya tercenung orang Minang
banyak yang pandai berkata-kata, tapi kurang dalam kerja atau amal nyata. Amal
saleh.. amal artinya kerja , saleh artinya manfaat. Kerga yang bermanfaat..
Banyak pepatah petitih yang
bernilai tinggi, Namun pepatah tinggal pepatah, perbuatan jauh dari pepatah.
Keagungan dan kejayaan Minang ini
justru sewaktu semua Ulama dan Ahli Adat
berkumpul di Bukit Marapalam di Punvak Pato, sepakat melahirkan Piagam Bukit
Marapalm; Adat basandi Syarak, Syarak basandi kitabullah. Syarak mangato adat
mamakai”.
Gebu Minang lah tanga dabua
ombaknya tapi alun tampak pasia pantainyo.
Alhamdulillah, terima kasih ya
Allah telah Kau hantar kami pada satu musyawarah dan memilih pemimpin kami.
Hari ini Sabtu 17 Desember Gebu Minang berhasil memilih pemimpin Asril Tanjung
Saya sebagi salah seorang orang Minang
penuh harap agar Gebu Minang dibawah kepemimpin saudaraku Asril Tanjung menjadi jembatan hati bagi segenap orang Minang Merekatkan hati antara orang Rantau dan orang
kampung. Menyatukan antara yang level atas dan level bawah. Membangkit kembali
batang Tarandam dan mengangkat kembali Dinamisnya suku Minang . Semoga amal
saleh yang nyata dan dirasakan serta didambakan rakyat di kampung halaman bisa
terujud. Supaya apa yang di programkan dan di canangkan jangan hanya tinggal
goresan-goresan tanpa kenyataan..
Kerja-kerja nyata inilah yang kami nantikan, Selamat bekerja.
Ditangan saudara amanah ini di
percayakan. Doaku selalu menyertai kesuksesanmu.
Untuk itu saya teringat akan
sebuah Firman suci_Nya dalam Al-Qur'an
Maka apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
(QS. 94:7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar