Oleh:Dr.H.K.Suheimi
Hari ini saya menerima sepucuk
surat dari Istana. Surat itu
pendek, ringkas, tapi punya makna yang dalam. Berulang kali surat
itu saya baca, sehingga hafal semua isinya,
begitupun dimana
letak titik dan komanya. Saya gembira bercampur
haru, karena
seumur hidup baru kali inilah dapat sepucuk surat dari
Istana.
Diantara kalimatnya itu adalah. Buku berjudul
"PELITA HIDUP",
sudah diterima oleh Bapak Presiden Soeharto dalam keadaan baik.
Oh betapa senangnya hati saya ini. Buku karangan saya yang perta
ma, sudah diterima oleh bapak Presiden dalam keadaan baik.
Sudah lama saya ber agak-agak menerbitkan sebuah buku, akhirnya
agak-agak saya itu menjadi kenyataan dengan terbitnya akhir Mai
yang lalu sebuah buku yang saya beri judul "PELITA HIDUP". Tadi
nya saya baru beri nama "SULUAH HIDUP", tapi untuk bisa di
baca
secara nasional, maka kata-kata "SULUAH"
saya ganti dengan
"PELITA". Buku ini saya persembahkan untuk orang-orang yang
saya
cintai dan saya kagumi. Maka pertama-tama sekali buku itu
saya
kirimkan untuk Pak Harto, sebagai pribadi yang saya hormati dan
saya kagumi. Dan tidak saya sangka-sangka, ternyata buku itu di
terima dalam keadaan baik oleh bapak Presiden. Saya lebih terharu
lagi pada kalimat berikutnya terbaca. Atas kiriman buku tersebut
Bapak Presiden Soeharto telah berkenan menyampaikan ucapan terima
kasih. Oh, bapak Presiden yang demikian sibuk, masih meluangkan
sedikit waktunya dan memperlihatkan respeknya
kepada rakyat
kecil. Saya salut, saya terharu dan saya kagum. Bersama ini saya
sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dari lubuk hati yang
sedalam-dalamnya, atas ber kenannya bapak Presiden ini.
Lain perasaan sewaktu menerima
surat dari Istana, ada sesua
tu yang ndak bisa diungkapkan, bahagia terasa dihati, kesejukkan
terasa didada. Saya panjatkan syukur atas nikmat yang telah
di
limpahkan-Nya. Waktu itu pulalah saya terkenang akan sebuah surat
lagi, surat yang datang dari atas sana, yang di turunkan
pada
hamba-Nya nabi besar Muhammad s.a.w. Surat yang akhir-ahir
ini
sering sekali saya baca dan ingin saya dalami. Dalam membaca
surat demi surat dalam Al-Gur'an itu, ada sesuat yang mendesak di
hati ini. Terasa hati yang penuh ke damaian, fikiran yang penuh
dengan ke tentraman dan perasaan yang penuh dengan
ketenangan.
Memang salah satu syarat untuk bisa berbahagia adalah, hati yang
damai, fikiran yang tentram dan perasaan yang tenang. Ini selalu
saya dapatkan setiap kali saya membuka
lembaran-lembaran Al-
Gur'an itu. Sebagaimana hari ini saya juga asyik, membalik-balik
setiap halamannya.
Timbulnya ke inginan saya membaca Al-gur'an
itu adalah, pada
hari pelantikkan saya
menjadi Dokter. Sewaktu saya di sumpah dan
di serahkan Ijazah dokter, dan bersamaan dengan penyerahan Ijazah
itu juga diberikan
sebuah Tafsir Al-Gur'an. Saya pegang Ijazah
dokter dengan tangan kiri dan saya pegang Al-Gur'an dengan tangan
kanan. Se akan-akan Guru saya memerintahkan, perdalamlah
ilmu
kedokteran dan perdalam serta gali pulalah ilmu AL-Gur'an. Sejak
saat itulah, saya mulai menggali dan memperdalam serta
senang
membaca Al-Gur'an berikut tafsirnya.
Saya perhatikan setiap membaca
Al-Gur'an, ada kedamaian,
ketentraman dan
ketenangan. Jiwa yang tadinya resah dan gelisah,
penyakit yang tadinya keluh kesah, menjadi sirna dengan membuka
lembaran-lembaran Al-Gur'an.
Menerima sepucuk surat
dari Istana, hati saya bukan main
senangnya, apalagi mendapat surat dari atas sana, yang jelas ada
jaminan. Setiap kali kita membacanya, disediakan pahala. Setiap
kali kita menelaahnya, didalamnya ada petunjuk, didalamnya
ada
pembeda, yang dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Disaat kita kesepian, disaat hati sedang gundah
dan gulana,
disaat kita sendirian, tiada teman tempat mengadu,
mengadulah
kepadanya. Disaat kita resah dan gelisah dalam mencari
sebuah
jawab, bertanya pada langit, tanya pada ombak, tanya pada karang,
semua diam semua bisu. Tapi tanyalah pada Al-Gur'an, disana ada
jawabnya.
Sering disaat pikiran buntu
"pangana tatumbuak", kehilangan
pegangan, tidak tentu arah dan
tujuan. Disaat-saat yang demikian
cobalah buka surat dari atas sana, cobalah kembang dan baca Al-
Gur'an, disana ada jalan. Disana akan dibukan rahasia besar yang
terlindung yang selama ini kita tak tahu. Datanglah kepada-Nya,
kadukanlah persoalan pada-Nya. Bukankah Dia satu-satunya tempat
kita berdoa dan tempat kita mengadu?. Ya Allah,
pada-Mu kami
menyembah dan hanya pada-Mu kami minta pertolongan.
Hati yang gundah dan gulana, resah
dan gelisah akan dibikin
nya tenang dan tentram penuh kedamaian. Al Gur'an, dialah pena
war, dialah petunjuk dan dialah penyembuh. Sebagai tertera dalam
Firman suci-Nya dalam surat Yunus ayat 57:"Hai manusia.
Sesung
guhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang berimanan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar