Oleh : K Suheimi
Formalin
jadi heboh, karena zat yang digunakan sebagai pengawet mayat ini di pakai orang
untuk pengawet makanan. Saya sering menggunakan formalin ini untuk mengawetkan
jaringan-jaringan tubuh manusia yang sudah saya operasi. Ini perlu saya kerjakan untuk dikirm ke Laboratorium
Patologi Anatomi, diperiksa apakah pada organ dan jaringan yang sudah saya operasi ditemukan sel-sel ganas.
Setiap kali saya
memasukkan formalin, setiap kali pula mata saya berair, bukan karena sedih tapi
karena pedih dan perih, sampai-sampai hidung sayapun meleleh mengeluarkan air. Apalagi
baunya ug menyengat menyebabkan saya tak tahan lama-lama.
Formalin ini
digunakan untuk mensterilkan handscoen sarung tangan yang selalu saya pakai
jika memriksa dan mengoperasi pasien. Kalau formalinnya banyak maka tangan
jari-jari saya berkerut seperti terendam
air yang lama. Maka saya tak tahan terhadap formalin apalagi kalau Tablet atau cairan formalinnya
banyak.
Saya jadi
terkejut ketika Formalin yang digunakan
untuk pengawet mayat waktu dilakukan kremasi, ternyata digunakan untuk mengawetkan
makanan
Untuk itu saya
coba cari-cari di internet dan saya mendapatkan keterangan sebagai berikut
semoga bermanfaat bagi pembaca.
Formalin sangat berbahaya jika terhirup,
mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar
pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker
pada manusia.
1. Bila terhirup
Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batukbatuk.
Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru.
Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2. Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
3. Bila terkena mata Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatagatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata.
Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
4. Bila tertelan
Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma.
Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
Selain formalin, pemakaian insektisida pada pangan pun dilarang. Ini bisa terjadi ketika pengasin ikan memakai insektisida untuk mengusir lalat saat menjemur ikan asin. ini disebabkan pihak industri kecil belum mengetahui risiko bahan berbahaya itu pada kesehatan manusia.
Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batukbatuk.
Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru.
Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2. Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
3. Bila terkena mata Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatagatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata.
Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
4. Bila tertelan
Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma.
Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
Selain formalin, pemakaian insektisida pada pangan pun dilarang. Ini bisa terjadi ketika pengasin ikan memakai insektisida untuk mengusir lalat saat menjemur ikan asin. ini disebabkan pihak industri kecil belum mengetahui risiko bahan berbahaya itu pada kesehatan manusia.
Tetapi, bagi konsumen akan sulit untuk
mengetahuinya karena memerlukan pemeriksaan laboratorium. Untuk itu, diingatkan
masyarakat mencermati tampilan dari pangan misalnya, untuk bahan pangan yang
warnanya mencolok, kita bisa mencurigai apakah pewarna tersebut aman atau
tidak. Kemudian, pada bakso dan tahu yang tidak menggunakan mesin pengawet
(lemari es), kendati tahu dan bakso bisa awet selama dua sampai tiga hari.
Secara kodrat, katanya, bahan pangan
seperti daging maupun tahu dan bakso hanya tahan beberapa jam. Tetapi
praktiknya, masyarakat justru melanggar kodrat tersebut dengan menambahkan
berbagai bahan kimia berbahaya.
Yang
perlu diketahui masyarakat, seandainya telah menyantap makanan yang diawetkan
dengan senyawa berbahaya seperti formalin, boraks atau rhodamine B, tanda-tandanya
adalah:
Akan
muncul langsung setelah makan atau ada waktu antara 1-5 hari setelah makan,
gejala-gejalanya antara lain dalam bentuk pusing-pusing, rasa mual, ingin
muntah, diare berlendir mungkin bercampur dengan darah, kejang-kejang, timbul
bercak-bercak pada kulit, serta diakhiri rasa sakit pada ginjal dengan tanda
sakit pinggang. Kalau tanda-tanda klinis seperti itu sudah ada/terasa,
secepatnya mereka yang menderita meminta bantuan dokter atau poliklinik. Jangan
ditunggu sampai tanda-tanda tersebut terus meningkat, apalagi kalau sampai
pingsan.
Walau
misalnya, seseorang memakan formalin atau boraks atau rodamine B, dalam jangka
waktu pendek tidak akan mengalami keracunan. Akan tetapi satu ketika, setelah
kadar senyawa tersebut cukup banyak tertimbun dan melebihi ambang batas, pada
saat itulah senyawa yang tertimbun pada tubuh akan berubah sifatnya menjadi
"karsinogen" atau "karsinogenetik" yang antara lain dapat
merangsang terjadinya kanker terutama kanker hati.
Dari
segi inilah, barangkali seorang dokter ahli di bidang kanker menyatakan mengapa
kasus kanker hati di Indonesia
setiap tahun terus meningkat, disertai jumlah kematian yang juga terus
bertambah. Salah satu sebabnya mungkin karena makanannya sudah tercampur
senyawa berbahaya yang dapat menjadi racun terhadap tubuh pemakannya atau dapat
memicu terjadinya penyakit berbahaya pembawa kematian. Seperti formalin dan
senyawa lainnya yang digunakan sebagai pengawet, padahal senyawa tersebut
umumnya karsinogen yang memiliki sifat karsinogenetik, antara lain dapat
menimbulkan kanker, terutama kanker hati.
Lalu saya merenung dan khawatir setiap kali menyantap
makanan, kalau makan makanan yang
diawetkan takut tercemar oleh formalin,
makan ayam takut flu burung, Makan
daging takut Antrax Makan ikan asin takut sudah
dicemari insektisida. Lalu mau makan apa?. Lalu saya teringat akan Danau
maninjau, di danau ini ada rinuak, ada ikan bilih dan ada keramba. Berulang
kali saya lihat ikan-ikan ini di bawa dalam keadaan hidup di pasar-pasar. Maka
kalau kepasar saya berbelanja berusaha mencari ikan hidup. Segar dan jelas tak
pakai zat pengawet. Gizinyapun sangat baik. Saya kira ini jadi peluang bisnis
bagi peternak-peternak ikan air deras
dan kolam-kolam. Lalu saya teringat petuah guru ”semua bangkai haram, kecuali
ikan”. Sekali lagi ikan adalah
makanan yang terbaik dengan protein yang halus baik untuk ibu hamil dan
perkembangan otak. Orang Jepang jadi pintar karena makan ikan.
Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman Suci Nya dalam
Al Qur'an
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar
kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu
bersyukur. (QS. 16:14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar