Oleh :Dr.H.K.Suheimi
[1]
Mesjid di simpang sawahan itu namanya Istiqomah. Di
Mesjid inilah
dulu saya belajar bersama Yunizar Paraman.
Mardin Khatib dan
banyak lagi yang lain menjadi kader didikan subuh yang di
gerakan
oleh pak Alimunir. Itu sudah lama sekali, disaat pak zen arief
dengan
gigihnya membawa ummat untuk membangun mesjid yang cantik
itu. Jemaahnya
selalu ramai. Buletin yang tiap hari diterbitkan
oleh para
kader yang di motori oleh Yunizar Paraman tanpa mengen
al
letih. Ketika itu terasa benar perjuangan dan terasa
benar
Istiqomah.
Sampai saat
ini saya berusaha mencari pengertian Istiqomah, teguh
pendirian. Dan
hari ini saya dapatkan sebuah artikel yang menarik
tentang
Istiqomah melalui jaringan internet. Karena ingin berbagi
ilmu, dan
perintah "Sampaikanlah walau satu ayat", maka yang saya
baca
hari ini ingin saya sebarkan pada para pembaca,
sambil
kenangan saya
terbayang ketika awal-awal pendirian mesjid Istiqo
mah.
Langit
diatas kita yang terbentang sejauh ufuk memandang terka
dang ia berwarna biru cerah dan terkadang
awan-awan berarak-arak
menghiasinya,
indah dan menyejukkan, namun ia
terkadang menghi
tam gelap
menakutkan dan serasa kurang bersahabat. Dan ia adalah
ciptaan
Allah.....
Demikian pula
bumi yang kita injak-injak, kita ludahi, kita penuh
sesaki
dengan sampah dan kotoran, adakalanya ia begitu
indah
menawan, menentramkan hati dan adakalanya pula ia serasa men
jauh,
menolak kehadiran
kita, dan
iapun ciptaan
Allah
juga.....Mereka
adalah diantara ciptaan-ciptaan Allah yang tidak
pernah lepas
dari orbit kepatuhan, lintasan keta'atan dan posisi
kepasrahan.
Alangkah indahnya istiqomah mereka.....Ketundukan
mereka akan perannya
begitu wajar, keta'atan mereka adalah tidak
dipaksakan.
Tulus...Kita...??Bagaimana dengan kita...???
Meneguhkan
pendirian bahwa Rabb kita adalah Allah dan memelihara
eksistensi kita sebagai hamba sahaya diantara
hamba-hamba Allah
lainnya adalah
pejuangan yang berat. Dan seringkali ia harus
dibayar
mahal dengan menetes kan airmata, mengeluarkan keringat
dan
mengucurkan darah. Mungkin perjuangan untuk tetap istiqomah
harus
berakhir dengan hancur
remuknya tubuh di tiang salib
ð73 Š(Khubaib bin 'Ady), atau dijerumuskan kedalam penggorengan panas
ð73 Š(Khubaib bin 'Ady), atau dijerumuskan kedalam penggorengan panas
yang
telah penuh dengan minyak mendidih (Siti Masithoh),
atau
boleh jadi dengan rusaknya tubuh
karena dipanggang dipanas
matahari,
dihantam habis-habisan dan ditusuk dengan tombak dari
pangkal
paha hingga ujung kepala (Sumaiyyah). Namun....Mereka
telah
merasakan semerbaknya pengorbanan dan memetik buahnya yang
ranum
dan wangi. Mereka telah mereguk telaga kebahagiaan
dan
meraih
kenyamanan taman syurgawi yang keni'matannya tak mungkin
tertandingi oleh kehidupan kita sekarang.
Lantas,
bagaimana kita...? Rasanya ketika diperintah oleh Rasu
lulLaah
SAW untuk 'Amantu bi 'l-Laahi, tsumma 'staqoomu', maka
sikap
kita mungkin akan sama seperti Sufyaan bin 'Abdi 'l-Laahi
yaitu
dengan statement ini kita akan sibuk dan terlalu
sibuk
untuk
tetap berupaya istiqomah dengan keimanan
kita. Pernyataan
keimanan
itu memerlukan konsekwensi, meminta bukti dan menuntut
'amal
sholih.
Memang
pembuktian itu tidak harus selalu identik dengan kekera
san, teror
atau penyiksaan bahkan pembunuhan, namun kalaupun itu
terjadi maka
sudah sewajar nyalah kita menerimanya dan meni'mati
pengorbanan
itu. Pengorbanan (At-Tadhhiyyah) adalah hak setiap
muslim.
Setiap muslim sudah sewajarnya menuntut hak dirinya dan
merelakan
tubuhnya menjadi bukti pengorbanannya dalam
rangka
istiqomah
dengan keimanannya kepada Allah. Allah
SWT yang men
ciptakan,
memberikan rizqi sekaligus membeli
setiap diri
kita.
Istiqomah
merupakan bukti tekad untuk tetap berjalan fii Sabiili
'l-Laah
serta perwujudan akhlaqu 'l-kariimah. Ia adalah konsis
ten,
resisten dan persisten. Alangkah indahnya jika kita
bisa
mengakhiri
kehidupan yang penuh sandiwara dan
fatamorgana ini
dengan
istiqomah di jalanNya. Jalan
yang telah ditempuh oleh
para
Nabi dan Rasul dan penerus-penerusnya. Jalan yang menurut
budak-budak
nafsu dan hamba-hamba syetan adalah jalan yang penuh
onak duri, menyengsarakan, dan bodoh, namun... Menurut kami ia
adalah
satu-satunya jalan yang mengantarkan kami
kepada mardho
ti 'l-Laah,
jannahNya dan sudah pasti jalan yang indah...
[1]"Diantara
orang-rang yang beriman ada
orang-orang benar dengan
janjinya
kepada Allah. Diantara mereka ada yang telah
menunaikan
janjinya
(menemui syahadahnya) dan diantara mereka ada yang masih
menunggu-nunggu
(untuk menemui syahadahnya) dan sama sekali
mereka tidak
mengubah janjinya." (QS. Al-Ahzab:23)
Alangkah indahnya istiqomah itu...
[1]
Melalui tulisan ini tertompang salam rindu kangen
jumpa dengan
para kader didikian subuh diawal-awal berdirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar