Oleh dr.H.K.Suheimi
Dimana-mana kita dengar orang berteriak.
Dimana-mana orang berteriak melampiaskan ketidak puasannya. Orang berteriak
karena kesabaran telah terpupus dari hatinya, Maka saya tersentuh sewaktu
Radio Classy di gelombang 103.4
berceritra tentang berteriak
Hari ini saya dengar suara Adi yang khas menyentuh dan menyejukkan, dia membacakan
bahan dan ceritra yang telah di olah Yanti. Kisah ini sangat menyentuh dan
menarik, Ingin saya ceritrakan juqa pada pembaca saya yang setia. Agar kita
sama-sama berbagi.
Ceritranya sederhana, bahannya berasal dari Meidi. Meidi sedang
melanjutkan pendidikan pasca sarjananya di UNP. Dia suka sekali
membongkar-bongkar internet. Banyak ceritra menarik dan penuh makna yang
didapatnya , Seperti hari ini dia bertutur tentang Keledai. Ceritra inilah yang
akan saya sampaikan pada pembaca dalam kolom Resonansi Jiwa.
Suatu hari sang guru bertanya kepada
murid-muridnya… "guru … mengapa ketika seseorang sedang dalam
keadaan marah , ia akan berbicara dengan suara kuat atau bahkan
berteriak?"
Seorang murid yang dari tadi telah berpikir cukup lama … mengangkat tangan
dan menjawab;
"ya… Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran , karena itu ia lalu berteriak."
Seorang murid yang dari tadi telah berpikir cukup lama … mengangkat tangan
dan menjawab;
"ya… Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran , karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi, lawan bicaranya justru berada disampingnya , mengapa harus berteriak?
Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?". sang guru balik bertanya
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka , namun ternyata tak satupun jawaban yang memuaskan.
Melihat hal itu … sang guru lalu berkata
"Ketika dua orang sedang berada
dalam situasi kemarahan , jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh , walau
secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu , untuk mencapai jarak yang
demikian , mereka harus berteriak.
Tapi anehnya , semakin keras mereka berteriak , semakin pula mereka
menjadi marah , dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara
keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak
lebih keras lagi.".
"Sebaliknya , apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta?
Mereka tak hanya tidak berteriak , namun ketika mereka berbicara suara
yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.
Tapi anehnya , semakin keras mereka berteriak , semakin pula mereka
menjadi marah , dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara
keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak
lebih keras lagi.".
"Sebaliknya , apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta?
Mereka tak hanya tidak berteriak , namun ketika mereka berbicara suara
yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.
Sehalus apapun… keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas.
Mengapa demikian?" , sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.
Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan
jawaban.
"Karena hati mereka begitu dekat , hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan.".
"Untuk itu … ,ketika anda sedang dilanda kemarahan , janganlah hatimu menciptakan jarak.
Akan lebih baik jika tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu.
Mungkin di saat seperti itu… , tAK mengucapkan kata-kata mungkin merupakan
cara yang BIJAKSANA , karena waktu akan membantu anda.".
Untuk itu saya teringat akan sebuah Firman suci_Nya
dalam Al-Qur'an
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab
Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. 35:29)
Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya,
kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), (QS. 51:26)
Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi)
dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, (QS. 71:9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar