Rabu, 09 Oktober 2013

BERTERIAK



Oleh dr.H.K.Suheimi

Dimana-mana kita dengar orang berteriak. Dimana-mana orang berteriak melampiaskan ketidak puasannya. Orang berteriak karena kesabaran telah terpupus dari hatinya, Maka saya tersentuh sewaktu Radio   Classy di gelombang 103.4 berceritra tentang berteriak
Hari ini saya dengar suara Adi yang khas  menyentuh dan menyejukkan, dia membacakan bahan dan ceritra yang telah di olah Yanti. Kisah ini sangat menyentuh dan menarik, Ingin saya ceritrakan juqa pada pembaca saya yang setia. Agar kita sama-sama berbagi.  
Ceritranya sederhana, bahannya berasal dari Meidi. Meidi sedang melanjutkan pendidikan pasca sarjananya di UNP. Dia suka sekali membongkar-bongkar internet. Banyak ceritra menarik dan penuh makna yang didapatnya , Seperti hari ini dia bertutur tentang Keledai. Ceritra inilah yang akan saya sampaikan pada pembaca dalam kolom Resonansi Jiwa.


Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya… "guru … mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan  marah , ia akan berbicara dengan suara kuat atau bahkan berteriak?"

Seorang murid yang dari tadi telah berpikir cukup lama … mengangkat tangan
dan menjawab;
"ya… Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran ,  karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi, lawan bicaranya justru berada disampingnya , mengapa harus berteriak?
Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?". sang guru balik bertanya

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka , namun ternyata tak satupun jawaban yang memuaskan.

Melihat hal itu … sang guru lalu berkata
"Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan , jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh , walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu , untuk mencapai jarak yang demikian , mereka harus berteriak.

Tapi anehnya , semakin keras mereka berteriak , semakin pula mereka
menjadi marah , dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara
keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak
lebih keras lagi.".

"Sebaliknya , apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta?

Mereka tak hanya tidak berteriak , namun ketika mereka berbicara suara
yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.

Sehalus apapun… keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas.
Mengapa demikian?" , sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.

Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan
jawaban.

"Karena hati mereka begitu dekat , hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan.".

"Untuk itu … ,ketika anda sedang dilanda kemarahan , janganlah hatimu menciptakan jarak.

Akan lebih baik jika tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu.

Mungkin di saat seperti itu… , tAK mengucapkan kata-kata mungkin merupakan
cara yang BIJAKSANA ,  karena waktu akan membantu anda.".

Untuk itu saya teringat akan sebuah Firman suci_Nya dalam Al-Qur'an
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. 35:29)

Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), (QS. 51:26)

Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, (QS. 71:9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar