Kamis, 10 Oktober 2013

Buah kesabaran dan Kesedihan



Oleh dr.H.K.Suheimi

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh
pada ibunya / sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan
lembek//

“Anakku ...” kata sang ibu sambil bercucuran air mata
“Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tanganpun / sehingga Ibu tak bisa menolongmu/ aku tahu anakku ... itu sakit sekali /tetapi terimalah itu sebagai takdir alam// Kuatkan hatimu / jangan terlalu lincah lagi// Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit /  Balutlah pasir itu dengan getah perutmu / karena hanya itu yang bisa kau perbuat//  kata ibunya dengan sendu dan lembut//

Anak kerang pun melakukan nasehat bundanya / memang ada hasilnya / tetapi rasa sakit bukan alang kepalang / kadang di tengah kesakitannya / ia ragukan nasehat ibunya// Dengan air mata ia bertahan / bertahun-tahun lamanya//

Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya / makin lama makin halus / rasa sakit pun makin berkurang// Dan semakin lama mutiaranya semakin besar / rasa sakit menjadi terasa lebih wajar//
Hingga a
khirnya sesudah sekian tahun / sebutir mutiara besar / utuh mengkilap / dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna//

Penderitaannya berubah menjadi mutiara / air matanya berubah menjadi
sangat berharga// Dirinya kini / sebagai hasil derita bertahun-tahun / lebih
berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan//

 classy people / c
erita ini adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa
penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" /
menjadi "kerang luar biasa"// Bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah 'orang biasa" menjadi / "orang luar biasa"// Jadi jika anda sedang menderita hari ini /  apa pun sebabnya... / bersiap-siaplah menjadi "orang luar biasa" ///

Tidak ada komentar:

Posting Komentar