Oleh ; Dr. H.K.Sueheimi
Namanya kue arai pinang karena untuk
mencetaknya digunakan
arai pinang.
Setelah tepung beras itu dibikin adonan, kemudian di
bulat-bulatkan
sebesar kelereng, lalu dia di cetak dengan menggu
nakan cetakan
arai pinang. Untuk mudah mengingatnya kue itu dibei
nama kue
arai pinang. Di Pariaman kue
itu disebut dengan ladu.
Dari
kecil sampai hari ini saya suka sekali memakan kue
arai
pinang, karena
keharumannya, karena kegurihannya. Waktu kecil di
Pariaman
saya sering mencuri kue ini, saya masukkan
beberapa
genggam
kedalam saku celana, kemana pergi selalu saya bawa, waktu
di kunyah dia
berderuk-deruk, menghasilkan bunyi yang merangsang
dan
menerbitkan selera makan, apalagi kalau yang membikin adonan
nya pintar,
sehingga kue itu rapuh waktu di kunyah-kunyah. Setiap
lebaran selalu
diatas meja tersedia kue arai pinang. Saya perha-
tikan,
tangan-tangan orang kebanyakkan menjamba kue ini. Kue ini
yang
cepat habisnya dan sering di ganti-ganti. Bahannya murah,
hanya
dari tepung beras, dan membikinnyapun tidak begitu sulit,
dan dia cocok
dengan selera. Ada 3 macam kue yang saya lihat laku
di hari Raya,
ialah kue arai pinang, kue bawang dan kacang tojin.
Tidak pernah
kita bosan memakannya.
Sekarang orang semakin maju, bermacam-macam
kue yang terhi
dang di
meja, banyak kue-kue yang terlalu manis dan banyak men
gandung
mentega, ditambah dengan sirup-sirup berwarna yang semua
nya mengadung
kadar gula yang tinggi dan kadar lemak dan kholes
teol yang
tinggi. Kalau mampir di setiap rumah disuguhi kue yang
manis, sirup yang manis, lemak dan kholesterol
yang tingi. Terasa
kerongkangan
cepat bosan dan perutpun tidak begitu mau menerima
nya.
Sebetulnya tolakkan dari perut dan
kerongkongan itu, satu
pertanda bahwa
makanan itu bisa mengakibatkan ketidak seimbangan
dan
bisa-bisa menimbulkan penyakit gula dan penyakit peninggian
kadar
kholesterol. Kalau kedua penyakit ini, telah mampir
di
tubuh, untuk
mengobatinya kembali bukan main susahnya.
Saya tidak tahu, entah
karena gengsi entah karena apa,
banyak
orang bangga kalau di mejanya tersedia makanan
dengan
kadar gula dan
kadar lemak yang tinggi, disertai lagi oleh maka
nan dan minuman
kaleng serta sirup-sirup yang berwarna.
Padahal ahli jantung dan pembuluh darah,
menyeru dan meman
gil kita
semua, jauhi dan hindari makanan yang mengandung lemak
dan
makanan yang manis-manis. Ahli onkologis atau ahli penyakit
kanker ( tumor
ganas), selalu meneriakkan, hindari makanan kaleng
dan
jauhi memakan makanan dan minuman yang ada zat
warnanya,
karena hasil
penyelidikan mereka dalam zat warna dan zat-zat yang
sudah
lama atau diawetkan, merupakan zat-zat yang teratogenik.
Atau
merangsang terjadinya penyakit kanker.
Di negara-negara
maju, sekarang orang kembali mencari maka
nan-makanan yang alamiah, orang kembali
mencari umbi-umbian,
memakan sayar dan buah-buah segar. Orang kembali beralih mening
gakan
makanan kaleng yang sudah diawetkan dan makanan yang men
gandung zat
warna, serta makanan yang manis dan berlemak, jeroan,
isi
perut, usus, babek, gajebo, gulai otak dan paru-paru
yang
mengandung
kadar kholesterol yang sangat tinggi, mulai dihindari
orang. Semua
itu berdasarkan penyelidikan dan pengamatan=pengama
tan.
Sebaik-baik makan yang diawetkan, atau
makanan yang sudah
lama
terletak, apalagi kalau sudah kadaluwarsa, atau habis masa
boleh
beredarnya. Tentu jauh lebih baik makan segar dan baru.
Buah-buahan
segar, sayur-sayuran segar. Justru di negara maju,
makanan segar
ini yang lebih mahal.
Muncul sekarang
istilah back to nature, kembali kepada alam.
Ternyata
makanan yang bermanfaat itu adalah yang di tumbuhkan
dari
bumi. Kalau Tuhan berkata bahwa Kami ciptakan manusia itu
min sulalatin
min Tiin, dari sari-sari tanah. Itu berarti manusia
itu
cocok memakan makanan yang berasal dari tanah, semua buah-
buahan
dan semua sayur-sayuran. Perhatikanlah sususunan
gigi
geligi
kita, seperti gigi kambing, tersusun rata, tidak
ada
taringnya.
Susunan gigi kita
seperti susunan binatang memamah
biak, maka
gigi ini lebih cocok memakan sayuran dan buah-buahan.
Dari dulu
nenek moyang kita memang memakan sayur dan buah-buahan,
sehingga
mereka berumur panjang. Lalu kapan manusia mulai memakan
binatang
?. Ada yang menjawab, sewaktu topan nabi nuh, karena
diatas
kapal manusia kelaparan, dan diatas kapal
sayur-sayur
serta buah-buahan
sulit didapat, maka dalam keadaan darurat itu,
manusia
memakan daging. Jadi daging dan hewan itu di makan karena
keadaan darurat.
Kemudian ada yang bertanya,
bagaimana dengan protein?.
Sesungguhnya
didalam tumbuh-tumbhanpun banyak protein yang dike
nal
dengan naman protein nabati. Lihatlah tempe
dan jenis
kacang-kacangan,
dia mengadung protein yang bagus dan mengandung
serat
yang tinggi, sehingga orang yang makan tempe,
tubuhnya
sehat dan pencernaannyapun lancar.
Sedangkan orang yang makan
daging
dan lemak sering mengeluh gangguan sakit perut dan susah
buang air
besar.
Sewaktu akan memasuki lebaran ini, betapa
inginnya kalau di
meja tuan
rumah, ada jagung rebus, ubi rebus, kacimuih, atau buah
segar. Atau
ketupat lebaran, karena ketupat murah membuatnya dan
tahan sampai 2
hari, sehingga dalam berlebaran, tuan rumah tidak
begitu
direpotkan oleh membuat kue berjenis-jenis macamnya dan
tidak memasak
sambal dan gulai yang mengandung kholesterol. Kesan
kita
setiap lebaran datang banyak manusia yang
menyambutnya
secara
berlebih-lebihan dan banyak yang mubazir dan banyak pula
yang menimbulkan penyakit.
Agaknya baik kita ikuti ajakkan
Tuhan agar memakan makan
yang
halal dan makanan yang baik. Baik untuk diri, baik
untuk
kesehatan,
serta halal. Untuk semua itu, baiklah kita
simak
sebuah
Firman suci-Nya dalam surat Al Bagarah ayat
168:\B"Hai
sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah langkah
syitan, karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata
bagimu".
Kita anak alam, kembalilah kepada alam,
jangan macam-macam.
ikutilah
anjuran ahli jantung supaya jantung jadi sehat, turiti
lah
anjuran alhli pembuluh darah supaya darah menjadi
lamcar.
Dengarlah
pesan ahli kanker, supaya terhindar dari penyakit yang
menakutkan dan
mambunuh itu. Semua mereka berpesan, jauhi memakan
makanan
yang mengandung gula yang tinggi, lemak, makanan kaleng
dan minuman
berwarna
Beberapa hari lagi kita akan memasuki
lebaran, justru untuk
persiapan
ebaran itu, manusia berlomba=lomba membuat kue
dan
penganan
dari gula lemak dan minuman berwarna serta makanan
kaleng.
Apakah memang cara begini yang dianjurkan agama ?. Saya
ngak
tahu, tapi kalau saya berhari raya ke rumah
seseorang,
alangkah
inginnya saya kalau di rumah orang itu justru
yang
tersedia,
buah-buahan, kue arai pinang, kue bawang dan kacang
tojin.
Dan kalau ada yang mejajikan, jangung rebus, ubi rebus,
atau kacimuih,
betapa lezatnya. Murah, meriah, bermanfaat dan tak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar