Selasa, 08 Oktober 2013

ANGSA PUTIH



Oleh : Dr.H.K.Suheimi

      Di sebuah telaga, saya asyik memperhatikan sepasang  angsa

putih.  Mereka berenang hilir mudik kesana kemari,  kemana  pergi

mereka  selalu berdua-duaan. Mereka begitu anggun, begitu  tenang

dan  begitu indah. Banyak orang yang mengagumi, kerukunan dan  ke

indahan  angsa ini, serta banyak rang yang mendambakan, oh  kalau

dapat,  hidup ini bagaikan angsa. Penuh kedamaian, penuh ke  ten­

traman dan penuh ke tenangan. Memang, hati yang penuh ke damaian,

fikiran yang penuh ke tentraman, dan persaan yang penuh dengan ke

tenangan, merupakan satu syarat untuk mencapai ke bahagiaan.

  Lihatlah  angsa,  alangkah bahagianya  mereka,  sehilir  dan

semudik berduaan. Waktu saya pergi ke Jambipun, di halaman kantor

DPR tingkat satu, ada patung sepasang angsa putih. Di dindingnya­

pun  ada lambang angsa putih. Dan pasar yang terkanal  di  Jambi,

ialah Pasar Angsa dua.

  Di telaga itu, saya termenung, di telaga itu saya nikmati ke

anggunan  dan  ke  indahan sang angsa, di  telaga  itu  saya  ber

andai-andai.  Andaikan bisa saya menjadi angsa putih.  Lalu  saya

bertanya,  apakah memang demikian keadaannya ?. Angsa  yang  saya

lihat di permukaan air itu, apakah memang setenang itu pula diba­

wah air ?. Ternyata tidak, angsa itu, tampaknya saja dia  tenang,

tapi  dibawah dan didalam air kakinya selalu  mengekas,  bergerak

kesana  dan kemari. kakinya besar kuat dan kokoh, diantara  jari-

jarinya ada selaput yang siap untuk di kembang dan di  kempiskan.

Walaupun angsa itu tampaknya tenang diatas permukaan air, tapi di

 bawah air kakinya selau bergerak. Begitu kakinya tidak  bergerak,

maka dia akan tenggelam.

  'Itibar  apa  yang dapat kita petik  dari  sepasang  angsa?.

Hidup  ini sebetulnya bagaikan Angsa. Kita sering  melihat  orang

dari jauh. Tampak orang itu telah mapan kehidupannya, tampak  dia

tenang anggun dan indah. Tapi untuk bisa sampai ke permukaan, dan

untuk bisa tenang dan stabil, dia punya kaki-kaki yang kokoh  dan

selalu  di  gerakkan.  Semakin kokoh kakinya,  dan  semakin  kuat

geraknya, semakin kencanglah dia maju ke depan.

  Untuk bisa sampai kepermukaan kita harus memiliki kaki  yang

kokoh  dan  senantiasa menggerakkannya. Begitu kita  tidak  dapat

menggerakkannya  lagi, maka kita akan tenggelam dan  hilang  dari

permukaan.

  Untuk bisa sampai ke permukaan, dan untuk bisa bertahan lama

di  permukaan,  orang  mencari dan  memasang  kaki-kaki.  Semakin

banyak  kaki yang terpasang, semakin kokoh kedudukan  orang  itu,

dan  semakin banyak geraknya, maka semakin lamalah seseorang  itu

bisa berada di permukaan.

  Kaki  adalah  penyokong  dan penyanggah,  kaki  letaknya  di

bawah.  Kaki  itu harus di perhatikan dan dia  harus  di  servis.

Kalau  kesehatannya tidak di perhatikan, kalau ke  sejahteraannya

tidak  difikirkan,  nanti kaki-kaki itu akan  sakit-sakitan,  dia

lemah,  sebentar kemudian tentu dia tak bisa mengangkat  kita  ke

permukaan.  Maka  dengan  halus sekali  pepatah  minang  berkata;

hati-hati  nan  diateh,  nan di bawah kok  nyo  maimpok.  Pepatah

minang mengatakan, justru yang di bawah itulah yang akan menghim­

pit.  Aneh  kedengarannya, yang di bawah kok  nyo  maimpok,  tapi

  nyata.  Banyak  sekali contoh yang kita lihat,  yang  menyebabkan

sesorang itu jatuh, buakn karena terhimpit dari benda  diatasnya,

tapi adalah karena tahimpok dari bawah, karena dia tidak  memper­

hatikan dan memelihara bawahannya sebagai kakinya.


  Kaki yang terlatih ialah kaki yang selau di  gerak-gerakkan,

dengan  menggerakkan kaki, maka pembuluh darah yang ada  di  kaki

akan  berkembang  dan vaskularisasi di kaki  akan  menjadi  baik,

kakipun akan jadi sehat. Kaki tampak lebih besar dan lebih kokoh.

Di  kakilah  kita  temukan otot-otot yang  besar,  lihatlah  otot

betis, apalagi otot paha dan otot pinggul. Memang di tubuh  kita,

otot-otot yang paling besar dan kuat itu terdapat di kaki. Kekua­

tan  seseorang tercermin pada kakinya. Orang yang  kakinya  kecil

dan loyo tidak akan sanggup bertahan.


  Karena kaki di gunakan untuk menjanggah seluruh tubuh,  maka

kaki itu harus di latih di pelihara dan di kokohkan.

  Untuk  semua  itu  agaknya baik kita  renung  sebuah  firman

suci-Nya dalam surat Al Anfaal ayat 11\i:\BIngatlah ketika  Allah

menjadikan  kamu mengantuk sebagai suatu penentraman  dari  pada-

Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensu­

cikan   kamu  dengan  hujan  itu  dan  menghilangkan  dari   kamu

gangguan-ganguan  syaitan  dan untuk menguatkan hatimu  dan  mem­

perteguh dengannya telapak kakimu".

  Dan sebuah lagi dalam surat An Nahl ayat 94 :Dan janganlah

kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu diantaramu, yang

menyebabkan  tergelincir kakimu sesudah kokoh tegaknya, dan  kamu

rasakan  kemelaratan (di dunia) karena kamu  menghalangi  manusia

dari jalan Allah dan bagimu azab yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar