Selasa, 08 Oktober 2013

ASAP DAN KABUT



 Oleh Dr. H.K.Suheimi

ASAP  di mana-mana. Di Batam, di Singapura, di Malaysia.  Sehingga ada  beberapa pesawat yang tidak bisa mendarat di Malaysia.  Dalam siaran  TV Malaysia, persoalan asap dan kabut ini  selalu jadi sorotan. Disalahkannya Kalimantan dan Sumatera yang  membakar hutan, sehingga asapnya menyebar ke mana-mana. Hanya Thailand  saja yang  agak bersih, kurang asapnya.
      Perjalanan saya seminggu dari Batam, Singapura, Malaysia,  dan Thailand,  dapat  menyaksikan, bahwa asap ada di mana-mana,  menyelimuti bumi, termasuk  negara-negara tetangga.
            Hari ini, Kamis 14 Agustus 1997, kami berkumpul di Fakultas Kedokteran, karena akan mendengar ceramah DR. Azrul Azwar PHD. Ruangan penuh, karena di samping  para dosen, juga hadir teman dari Kanwil Kesehatan  dan Puskesmas. Acara ini sangat penting.
Sejak jam 10.00 kami menanti beliau, tetapi tidak kunjung datang. Jam 12  puncak hidungnya tidak juga kelihatan. Pukul 1 siang acara  dibubarkan. Hanya satu penyebabnya: pesawat tidak bisa mendarat karena kabut terlalu tebal. Jarak pandang  kurang dari 800 meter. Hari  itu  tidak satu pun pesawat  yang  berani  mendarat.  Sehingga  koran Republika yang biasa saya tunggu tidak  kunjung  datang juga.
Banyak sekali kerugian dan banyak sekali acara yang  tertunda akibat asap dan kabut yang menyelimuti bumi ini. Nampaknya kabut ini akan berlanjut, sampai hari  Kamis. Ketika naskah ini saya tulis, kabutnya semakin tebal. Kabut  yang demikian gelap, menimbulkan keresahan  dan  berakibat bermacam-macam. Di Bandara Tabing, ada yang menangis karena  dia harus  melihat  orang  tuanya yang sakit keras,  tetapi  tidak   bisa berangkat. Namun  dia  tidak mengumpat, karena  keadaan  alam  yang membuat begitu.
Kabut,  menyebabkan  pemandangan  terhalang.  Kabut,   menyebabkan pesawat tidak bisa mendarat. Kabut, menyebabkan kerugian  penerbangan  dan  kerugian para penumpang, rugi materi dan  rugi  waktu. Kabut,  menjadi penghalang untuk orang mencapai tujuan, dan  tidak sedikit pula kabut dapat menimbulkan kecelakaan. Apakah asap dan kabut ini baik untuk dihisap dan dibawa  bernafas? Banyak orang yang merasa sesak karena harus menghisap asap.
Di dalam  tubuh  kita pun sering ada kabut. Kalau kabut  itu  mulai menyelimuti  hati,  wajah   kelihatan suram,   tidak berseri lagi. Di zaman  sekarang,  banyak hati yang berkabut,  banyak  muka  yang berwajah  cemberut,  dan banyak suasana yang tidak  jernih. Padahal  di tubuh ini, hanya hatilah yang sering dipakai  jadi kontrol sosial. Maka sering orang menyebutnya dengan  HATI NURANI, di mana kata asalnya nur yang berarti cahaya. Tetapi sekarang, banyak hati yang tidak lagi bercahaya.
Hati  nurani  adalah kontrol sosial yang terdapat  di dalam  tubuh kita, apa pun yang kita lakukan, yang diketahui atau tidak diketahui oleh  manusia  lain,  selalu  dikontrol oleh  hati  nurani.  Hati nuranilah  yang selalu memberi penilaian terhadap apa pun yang  dikerjakan.  Hati nuranilah yang menegur salah atau  betulnya apa  yang kita kerjakan. Kalau kita berdusta di siang hari, maka di waktu malam selalu kita diusik  oleh hati nurani dengan bermacam-macam pertanyaan: “Kok kamu  berdusta? Kenapa orang yang sudah begitu  percaya  padamu, lalu kamu dustai?” Lalu untuk apa dusta, dan kenapa harus berdusta.  Hati nurani akan selalu minta pertanggungjawaban atas apa pun  yang kita kerjakan.
Tetapi  kalau  dusta itu sudah menjadi pakaian,  maka  nuraninya pun malas memprotes, dan nuraninya mulai membiarkannya berlaku  begitu.  Kalau  dosa-dosa terlalu sering dikerjakan,  maka  dia  akan menyelimuti hati nurani, sehingga hati itu tidak lagi bercahaya. Disebut  juga  hati itu sudah berkabut, diliputi asap  dan  debu. Melalui  dusta,  melalui hati yang berkabut inilah  syetan  masuk ke dalam tubuh manusia dan ikut mengalir di dalam aliran  darah, sehingga  bisikan  syetan sangat
mudah didengar dan dikerjakan oleh yang punya tubuh. Dia membenarkan bisikan syetan dan syetan  dianggap  kawan.
Hati yang sudah berdebu dan muram itu tidak dapat lagi  dijadikan kontrol sosial dalam tubuh. Dari hati yang berdebu inilah  terbit ide-ide untuk melakukan kemaksiatan. Dari sinilah muncul  keinginan  yang  bukan-bukan,  karena hatinya telah  kesat  dan  suram, hatinya  telah buta. Orang yang sudah berhati buta ini tidak  dapat lagi  memahami  kebenaran yang datang dari  Allah  sebagai    firman  suci-Nya: “Maka  apakah  mereka tidak berjalan di muka  bumi,  lalu  mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai  telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?  Karena  sesungguhnya  bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang  buta  ialah hati yang di dalam dada.” (Surat Al Hajj ayat 46).

sebuah keterangan, atau sepotong kalimat, atau sebuah kejadian, mampu mengubah paradigma berpkir seseorang. Dan sebaliknya, mampu menghasilkan sikap yang bisa sangat merugikan. Dalam diri seseorang sebenarnya telah dikaruniai oleh Tuhan sebuah jiwa, di mana dengan jiwa tersebut, tiap orang bebas memilih sikap. Bereaksi positif atau negatif, bereaksi benar atau salah, bereaksi berhenti atau melanjutkan, bereaksi marah atau sabar, bereaksi reaktif atau proaktif, berekasi baik atau buruk. Andalah sebenarnya penanggung jawab penuh ari rekasi diri anda, sikap anda, dan keputusan anda.


Masih ingatlah anda, cerita tentang Bilal yang ditindih batu besar ditengah padag pasir yang panas, dipaksa agar meninggalkan agamanya ? namun dia tetap bertahan dan hanya berucap: “Ahad … Ahad … Ahad. “ Orang Quraisy itu tidak pernah bisa merampas kemerdeakan hati Bilal, meski Bilal adalah budaknya yang tidak merdeka secara fisik, tetapi Bilal tetap memegang teguh prinsip, mempertahankan keyakinan, apa pun resiko yang akan dihadapinya, termsuk nyawa sekalipun. Bilal melalui kekuatan prinsipnya, mampu mengeluarkan dan memisahkan antara fisik (tubuhnya) yang terbatas dan terbelenggu, dengan hatinya yang bebas merdeka. Batu besar itu memang berhasil menghimpit tubuh kasarnya. Tetapi batu itu tidak mampu menekan jiwanya yang bebas. Bahkan bilal tidak pernha mengizinkan pikirannya sendiri untuk merasa tertekan. Bilal adalah raja atas pikiran dan hatinya sendiri. Ia telah menguasai batinnya. Ia mampu keluar dari dirinya sendiri melihat jasadnya yang dihimpit batu. Inilah makna kata “ahad”, satu prinsip, tidak ada yang lain, bahkan tidak pula untuk jasadnya sendiri.
kita memiliki suatu kebebasan untuk memilih reaksi terhadap segala sesuatu yang terjadi atas diri kita.
Andalah penanggungjawab utama atas sikap anda, bukan pada lingkungan anda. Di sanalah bersemayam kepedihan, atau kebahagiaan. Andalah sang penentu.


Kekuatan prinsip selanjutnya akan menentukan tindakan apa yang akan diambil, jalan yang fitrah atau jalan non-fitrah. Jalan non-fitrah cenderung menyesatkan dan merugikan. Sedangkan  jalan fitrah membimbing ke arah tindakan yang positif. Jalan fitrah adalah suatu tindakan yang dibimbing oleh suara hati. Suara hati ini berasal dari God-Spot.

(Allah) mengilhami (sukma) kejahatan dan kebaikan. Sungguh, bahagialah siapa
yang menyucikanya. Dan rugilah siapa yang mencemarkannya.

Q.Q. 91 Surat Asy Sayams (Matahari) ayat 8,9,10


“Aku selaras dengan sangkaan hamba-Ku terhadpa Aku, dan Aku bersama dengan hambaku ketika dia mengingat aku (berdzikir).”

- Hadits Qudsi -

Langkah pengenalan hama dan pembersihan God-Spot itulah yang disebut “Zero Mind Process” atau pembentukan hati dan pikiran yang jernih dan suci. Dia akan siap untuk menghadapi berbagai rintangan karena mampu bersikap positif dan akan tanggap terhadap suatu peluang serta bisa menerima pemikiran baru tanpa di pengaruhi dogma yang membelenggun. Merdeka dalam berpikir, dan hasilnya akan tercipta pribadi-pribadi yang kreatif, berwawaswan luas, terbuka atau fleksibel, mampu berpikir jernih dan God-Spot anda akan kembali bercahaya

SARAN DAN APLIKASI ZERO MIND PROCESS


(1)   Apabila memiliki sesuatu maslaah atau peluang, sebelum memberikan respon, segera kenali dulu diri kita.

1.      Apakah anda sering berprasangka negatif kepada orang lian, ubahlan. Ganti dengan prasangka baik.
2.      Apakah anda terpengaruh oleh prinsip-prinsip yang ada di lingkungan anda, hati-hati, kadag prinsip tersebut menyesatkan. Prinsip kita hanyalah Allah SWT, sebagai pedoman.
3.      Periksalah pikiran anda, apakah masih ada pengalaman-pengalaman yang mempengaruhi cara pandag anda ?  lupakanlah, mulailah dengan ‘zero mind’ (fitrah).
4.      Dalam mengambil keputusan apakah anda terpngaruh dengan ‘vested interest’ and? Dngarlah suara hati, berpikirlah melingkar (berpikir dengan mempertimbangkan berbagai aspek) dan bijaksana, baru tentukan prioritas, lalu sesuaikan dengan visi anda!
5.      Apabila melihat suatu permasalahan, lihatlah dari seluruh sisi sudut pandag jangan hanya dari satu sisi, melingkarlah.
6.      Jangan membandingkan sesuatu dengan persepsi pikiran anda sendiri, keluarlah dari persepsi diri anda. Lihatlah diri kita dari luar.
7.      Apabila anda membaca literatur-literatur, ambillah sisi positifnya, bandingkan dengan suara hati anda, jika sesuai maka itulah yang disebut unggukan universal, kebenaran akan ketetapan Allah.
8.      Latihlah suara hati yang mendorong anda berpikir jernih, dengan selalu melakukan latihan ‘repetitive magic power’, atau bertasbih, mengucapkan Subhanallah, sambil mengingat kesucian sifat Allah.

Sungguh, Kami telah ciptakan manusia dan Kami tahu apa yang dibisikkan hatinya kepadaya. Kami lebih dekat kepadaya dari urat lehernya.

Q.S. 50 Surat Qaaf Ayat 16

(2)   Latihlah kecerdasan emosi yang telah anda miliki kenali dan pergunakan suara hati itu, mulai dari hal yang kecil, dari kebiasaan shari-hari. Contoh sederhana :
-         Mungkin selama ini, setelah mandi, anda gantungkan handuk dengan sembarnagan, suara hati anda akan bicara : “Rapikanlah dengan sempurna” ikutilah, itu adalah suara hati Sang Maha Teratur, Al Baari’ (Asng Maha Penata Keteraturan).
-         Pada saat membuang puntung rokok, mungkin anda membuang dengan seenaknya, tetapi ada suara hati yang berbicara; “jagalah kebersihan” Ikutilha, itu adalah suara hati Sang Maha Bersih, Al Hafildz ( Yang Maha Menjaga).
-         Mungkin selama ini anda sering berbohong, suara hati akan bicara: jujurlah”itu adalah sura Sang Maha Bearn, Al Mu’izz (Yang Maha Membeningkan) dan Al Haqq (Yang Maha Benar).
-         Mungkin anda memberikan sumbangan kepada orang yang tidak punya. Kemudian anda akan merasa riya’ dan sombong. Tiba-tiba ada suara yang samar-samar berbicara : “jangan mencari pujian!” Ingatlah, itu suara hati Sang Maha Mulia, Al Raqiib (Sang Maha Pembaca Rahasia).
-         Anda baru saja membeli mobil baru, ada suara hati berbicara : “jangan sombong!” Ingatlah, itu suara hati Sang Maha Kaya, Al Ghaniy (Sang Maha Kaya).
-         Anda sedang putusa asa, tiba-tiba ada suara hati yang mengatakan “Teruslah Berusaha!” Itu adalah suara hati Sang Maha Bear, Al Matiin (Yang Maha Menggenggam Kekuatan).
-         Anda sedang berusaha menciptakan suatu produk baru, ada suara hati yang membisikkan: “Berkerasilah!” Itu adalah sura hati San Maha Pencipta dan Al Haadii (Sang Maha Penguak Hidanyah).
-         Anda melihat orang miskin yang sedang kelapanaran, ada suara berbisik: “Bantulah!” Itu adalah suara hati Sang Maha Penolong dan Ar Rahman (Sang Maha Pengasih).
-         Anda sedang malas dan tidak disiplin, ada suara hati yang keras berkata : “Disiplinlah!” Itu adalah suara hati Sang Maha Teratur, Al Wakiil (Sang Maha Pemaanggul Amanat).
-         Anda memiliki tujuan yang kecil, ada suara yang berkata : “Berpikirlah besar dan bercita-citalah tinggi” Itu adalah suara Sang Maha Besar, Ar Rasyid (Sang Maha Penabur Petunjuk).
-         Anda baru saja mendapat rejeki. Tiba-tiba ada suara halus yang berkata : “Ingat kepada yang lain!” Hati-hati, itu adalah suara hati Ar Rozzaq (Sang Maha Penabur Rezeki) dan Al Wahhaab (Sang Maha Penganugerah).

Teruslah berlatih sehingga mata hati anda terbuka dan akhirnya mampu mendengar suara hati itu dengan jelas. Lama kelamaan suara itu akan menjadi sahabat anda, yang selalu memberi informasi yang maha penting. Namun tentu saja pergunakan sarana logis, yaitu otak sebagai pengolha. Tetapi hati-hati, otak itu sendiri pun harus bebas polusi dan suci hama.
Catatan :
Ingatlah, di dalam mendengar suara hati, anda harus melakukan 99 Thingking Hatas (berpikir melingkar), harus mengetahui dan mempertimbangkan suara-suara hati yang lain, pelajari dulu Prinsip Bintang pada bagian berkutnya. Sederhananya, suara hati untuk adil dan bijaksana juga harus didengar.
Sungguh, untuk nereka jahanam Kami ciptakan kebanyakan jin dan manusia . mereka mempunyai hati yang tiada dipergunakannya untuk mengerti. Mereka mempunyai mata yang tiada dipergunakannya untuk melihat. Dan mereka mmepunyai telinga, yang tiada dipergunakannya untuk mendengar. Mereka seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi. Merekalah orang yang lalai.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar