Selasa, 15 Januari 2013

KHATULISTIWA

oleh K Suheimi
pengajian di masjid Al Irsyad

Alhamdulillah terima kasih ya Allah telah engkau hantar kami ke masjid ini. Disini kami membaca ayat2 tanda kebesaran mu sehingga tersibaklah tirai, jelaslah kerajaan langit, jelaslah kerajaan bumi dan jelaslah kemana kaki akan kami langkahkah. Shalawat dan salam pada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Minggu lalu saya minta izin karena selama seminggu saya pergi ke Pontianak. Kebetulan di Pontianak saya sempat berkunjung ke tugu khatulistiwa dan di garis khatulistiwa itu kita pergi kesana di sana dilihat bahwa kalau satu langkah kita ke kiri maka kita berada di belahan bumi bagian selatan, kalau selangkah ke kanan, kita berada di belahan bumi utara, dan keajaiban alam sebagai fenomena alam pada titik itu setiap tanggal 21 dan 23 september, 21-23 maret setiap tahunnya orang ramai ke sana dari mancanegara, dari mana-mana orang kesatu untuk menyaksikan peristiwa alam yang memang dalam setahun itu 2 kali datangnya yang disebut dengan titik Kulminati. titik kulminati itu, pada saat itu matahari persis tepat pada garis itu, kalau matahari bertantangan dengan garis itu maka kita tidak melihat lagi bayangan, jadi dimanapun dipohon ditiang di tempat kita sendiri, jadi matahari itu tepat berada di puncak kepala kita sehingga itulah saat-saat kita tidak bisa melihat bayangan. Dan fenomena alam itu oleh orang Pontianak itu dijadikan suatu even untuk pariwisata sehingga kapal-kapal besar mampir kesana, karena tugu khatulistiwa itu dekat dengan sungai kapuas yang terkenal dengan sungai yang terpanjang di Indonesia karena panjangnya itu sekitar hampir 1200km dan luasnya itu memang luas sekali kita tamasya di situ melihat dan menyaksikan tempat itu bahwa allah memberikan nikmat yang luar biasa dimana suatu negeri ada sungai yang begitu luas sehingga kapal-kapal sebesar apapun masuk, tidak perlu membuat jalan lagi. Sehingga barang-barang besar semuanya itu bisa langsung kepasar di beri gratis, sedangkan membuat jalan itu saja tidak tanggung mahalnya, memeliharanya, renovasinya, semuanyaini Allah Allah berikan. Bukan hanya itu tapi ada titik komunasi, titik komunasi pada titik garis khatulistiwa itu ialah tepat benar matahari itu edarannya dan tuhan itu mengatur tepat pada detik sekian, jam sekian matahari itu harus berada di bumi dan putarannya itu sekian dan itu semuanya patuh tidak satupun yang mengingkari maka selalu dikatakan “Sampai pada waktu yang ditentukan dan tempat yang ditentukan” dan semuanya itu patuh, sujud karena begitu yang diperintahkan Allah, lantas saya merenung di situ, betapa Allah menyayangi umat manusia yang tinggal di garis khatulistiwa. Kalaulah kita tinggal di Eropa, belahan bumi bagian utara, bumi bagian selatan kita kadang-kadang sukar menentukan jam berapa harus shalat magrib, jam berapa harus shalat Isya karena waktu malamnya itu matahari juga beredar terus, kalau matahari berada terus maka jarak antara isya dan subuh itu sangat dekat, kalau begitu kapan kita bisa shalat tahajut, batasnya shalat isya dan kapan kita bisa melakukan shalat subuh dan kalau begitu kapan tidurnya. Kalau kita disini begitu matahari terbenam sudah gelap apalagi ditambah listrik tidak ada lagi itu menyenyakkan tidur kita, Alhamdulillah sehingga malam kita itu tidak diisi lagi oleh hal yang macam-macam karena listrik juga tidak ada kalau di Eropa itu kita lihat mau tidur matahari ada juga di sekitar jadi orang jika mau tidur lampu dimatikan lalu dipasang gorden setebal-tebal dirumahnya sehingga mendapatkan suasana yang gelap, kemudian pada waktu tertentu dia harus bangun lagi untuk menentukan shalat isya, untuk mencari waktu shalat magrib, kemudian tiba2 subuh sudah datang pula, jadi kita lihat hidup orang disitu beutl-betul tidak teratur, kalau kita lihat di garis khatulistiwa ini, kalau kita lihat garis Pontianak itu dengan Pekanbaru ini boleh dikatakan tepat pada garis lurus karena sedikit Pekanbaru ini boleh dikatakan hampir pada garis lurus, kemudian kita lihat di Sumatera Tengah ini dua tempat dibonjol. Jadi itu tempat-tempat yang luar biasa dan kita berada pada tempat yang demikian. Nah kita terhalang oleh pagar saja kita ribut pergi meninggalkan masjid, dan ada pula yang memagar masjid, padahal sebetulnya dimana-mana kita lihat dimudahkan, di masjidil haram kita lihat mobil itu pas di putaran masjid itu parkirnya, itu sedunia orang datang. Jadi Allah telah berikan nikmat dan kemudahan kadang kadang kita menolak nikmat itu dan kadang-kadang bertengkar akan nikmat itu. Padahal tempat-tempat kita ini setiap titiknya adalah tempat-tempat yang   diberikan berkah dan rahmat oleh allah. Kita coba aja pikirkan kalau seandainya di tempat kita ini matahari terhalang terus atau gelap saja terus, bagaimana usaha yang akan kita jalankan tapi justru ditempat yang sering kita berusaha bisa sepanjang tahun paling-paling teduh waktunya 20 menit, 25 menit, kita tidak bergeser pada waktu-waktu itu saja, artinya kita bisa menscedulekan jam kerja kita, jam shalat dan jam istirahat kita yang tidak berobah-robah sepanjang tahun. Kita bisa atur alarm jam kita jam sekian kita subuh jam sekian kita bekerja namun sayang nikmat yang sebesar ini sering kita sia-siakan dan yang jelas adalah matahari itu sumber kehidupan dan matahari itu yang terdekat ke bumi itu adalah pada garis khatulistiwa. Makanya disepanjang garis khatulistiwa itu, makhluk apapun enak dan senang nikmat disitu karena ada matahari disitu, ada sungai disitu, ada semuanya disitu. Kebutuhan-kebutuhan makhluk hidup itu disediakan oleh Allah disitu, saya lihat di Pontianak di kapuar itu tiga ratus jenis ikan, semuanya bisa menghidupkannya, transportasinya, kapal-kapal besar semuanya  itu masuk sampai ke pasar. Saya banding-bandingkan dengan Pekanbaru itu juga luar biasa, bahkan Pekanbaru lebih lagi dibawahnya ada minyak, diatasnya ada minyak disekitarnya ada biota-biota yang luar biasa, jenis ikan yang tidak ada ditempat lain kita temukan di Pekanbaru ini. Dan untuk sehat inilah kita ada jam istirahatnya, ada jam kerjanya, ada waktu-waktu shalat yang semuanya itu akan membimbing kita ke arah kesehatan, dimana-mana kita lihat   didunia ini kalau ada yang matahari itu bulat, matahari gundul maka dikatakan SDCTD, ini adalah hari-hari kebahagiaan maka dimana-mana orang menyambut matahari itu, menyambut kadang-kadang ada yang buka baju membiarkan badannya disiram oleh cahaya matahari, tapi mungkin karena kita dapat nikmat itu sepanjang hari, maka kita kurang menghargainya. Dan dengan adanya matahari itu kita dapat berolahraga menguatkan otot, menguatkan tulang, kita lihat ditempat-tempat cahaya mataharinya kurang berbagai macam penyakit tulang yang kita temukan seperti rankitis, osteoporosis  dan bermacam-macam penyakit yang hanya sembuh dan akan baik kalau dia kena/dapat cahaya matahari karena dimatahari itu ada vitamin D3, ada hormon-hormon yang menyebabkan kulit kita ini jauh lebih sehat. Lihatlah kulit kita, bandingkan dengan kulit orang barat itu, orang barat itu memang kita lihat kok cepat benar tuanya, baru umur 20 atau 23 kulitnya sudah berkerut dan tidak enak kita lihat, makanya orang-orang barat itu melihat kulit kita orang Indonesia ini luar biasa bagusnya, sudah umur 70an kulitnya masih bercahaya karena dapat pantulan cahaya matahari, tulangnya masih kuat. Kalau orang-orang baik diaustrali dan ditempat2 tertentu sudah berumur 60 itu lututnya boleh dikatakan tidak ada lagi, tapi kenapa jalannya tegap, karena hampir semua lututnya itu sudah diganti dengan besi dan di operasi, menukar sendi lutut itu sehingga sendi lutut itu tetap kuat, kalau kita tidak perlu itu cukup dengan memberi dia cahaya matahari dan cukup latihan setiap hari itu maka lutut kitapun juga boleh dikatakan tidak sesakit dan separah orang-orang di daerah itu, lalu nikmat Tuhan manalagi yang kau dustakan, ditempat-tempat Tuhan berikan nikmat yang luar biasa orang bertengkar, hanya oleh hal-hal kecil hanya oleh hal-hal yang didunia ini tidak ada artinya saling menyakitkan hati, saling menyakitkan hidup tidak jauh-jauh kita lihat disini saja kena pagar sedikit saja pun kita bertengkar juga, kenapa kita tidak mencoba mensyukuri, orang untuk pergi ke masjid begitu jauh jalan kakinya pergi juga ke masjid. Mungkin inilah yang disebut dengan kita kurang mensyukuri nikmat tuhan, maka “Lainsyakartum laazidannakum walainkafartum inna ‘azabilasyadid” maka kita bersyukur dan kalau kita bersyukur artinya tanda orang itu bersyukur apapun nikmat yang diberikan Allah dioptimalkannya diberi gunung, maka gunung itu dimanfaatkan luar biasa, diberi sungai, sungai itu dimanfaatkan luar biasa, tahukah kita tidak mudah membuat sungai, ada orang-orang di padang pasir itu mendatangkan sungai dan itu luar biasa biayanya dan kadang-kadang sungai yang didatangkan itu tiap sebentar menguap, tapi kita lihat ditempat-tempat itu banjir air sekarang, kita ditempat kita yang sumber air sulit mendapatkan air bersih, kita yang ditempat-tempat sungai takut ada banjir, padahal kita bukan itu saja banyak sekali hal-hal yang bisa kita petik, karena disungai itu orang menjadi ahli renang, kita lihat di sungai kapuas itu tidak ada orang yang tidak pandai berenang, ini kadang-kadang juara renang lahir ditempat yang tidak banyak air, tapi lahir ditempat-tempat yang kekurangan air. Badannya lebih sehat karena mungkin sedikit air yang dapat tapi betul-betul dimanfaatkan dan disyukurinya. Kita mungkin karena kelebihan nikmat yang diberikan kita lupa mensyukurinya sehingga kita diazab oleh nikmat itu sendiri. Mari kita lihat negeri kita sendiri betapa allah memberikan, matahari, sungai dan kehidupan diberikan disini, kita lempar batang ubi itu dia akan tumbuh dan berbuah. Ditempat-tempat lain untuk mendapatkan rumput saja itu luar biasa payahnya, mengolahnya, tapi kita lihat ditempat-tempat itu pula hewan-hewan, sapi-sapi yang luar biasa, tapi memang karena kerajinan dan diolahnya. Makanya sebetulnya kalau kita lihat yang paling sehat itu adalah orang-orang yang dipekanbaru ini. Yang paling kuat itu adalah orang-orang yang dipekanbaru ini, yang paling teratur hidupnya adalah orang-orang yang dipekanbaru ini. Sebetulnya orang yang paling senang itu adalah orang yang dipekanbaru ini, kenapa? Karena Allah melimpahkan rahmatnya yang luar biasa untuk umatnya di Pekanbaru ini, Cuma ketika dia tidak bersyukur, ketika dia kufur, mengingkari nikmat yang diberikan Allah, maka patut allah memberikan siksanya yang sangat pedih. Dibikin masjid bagus-bagus kemudian orang dihalangi masuk masjid, itu kadang-kadang kasihan kita kepada orang yang demikian karena tidak mudah membikin masjid, tidak mudah membikin pekarangan dan akhirnya pekarangan masjid itu banyaklah orang-orang yang menikmatinya orang yang tidak dari agama kita, paling ramai dan akhirnya orang-orang itu kita lihat lebih sehat, lebih bugar, kenapa? Karena dia lebih mensyukuri. Banyak diantara kita kadang-kadang terlena oleh rahmat yang diberikan sehingga kita melupakannya, sehingga dengan demikian kita lupa bahwa disini ada matahari yang jauh lebih bersinar setiap hari, disini kapanpun menanam bunga, kapanpun menanam tumbuh-tumbuhan hidup setiap hari setiap saat. Ditempat lain ada bulan-bulan tertentu yang bisa menanam di bulan lain  tidak dapat menanamnya lagi. Makanya untuk sehat sesungguhnya disinilah tempat kita, cobalah kita pergi ke Eropa, tidak tahan kita disitu, paling-paling sepuluh hari ingin kita pulang lagi rindu kita tempat kita karena disinilah tempat yang terbaik, disinilah kita mencari kehidupan dan disinilah kita beribadah. Banyak maaf billahitaufiq wal hidayah
Assalamu’alaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar