I. ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI WANITA
ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA
ALAT
GENITALIA EKSTERNA
1.
Mons veneris
Bagian yang menonjol di atas
simfisis, pada wanita dewasa ditutupi oleh rambut kemaluan.
2.
Labia mayora
Terdiri atas bagian kanan
dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa
dengan yang ada di mons veneris. Pertemuan kedua labia mayora di
bagian belakang disebut commisura
posterior.
3.
Labia minora
Suatu lipatan tipis dari
kulit sebelah dalam labia mayora. Pertemuan kedua labia minora kiri dan kanan
di sebelah depan berada disekitar klitoris dan disebut preputium clitoridis (bila di atas klitoris) atau frenulum clitoridis (bila di bawah
klitoris). Pertemuan di sebelah belakang membentuk fossa naviculare. Fossa naviculare
pada wanita yang belum pernah bersalin tampak masih utuh, cekung seperti
perahu; pada wanita yang pernah melahirkan kelihatan tebal dan tidak rata.
Kulit labia minora banyak
mengandung kelenjar sebasea dan ujung saraf sehingga sangat sensitif.
4.
Klitoris
Ukuran kira-kira sebesar
kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis. Terdiri atas glans klitoridis,
korpus klitoridis dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis.Glans
klitoridis juga amat sensitif karena penuh dengan urat saraf.
5.
Vulva
Berbentuk lonjong dengan
ukuran panjang dari muka ke belakang dan dibatasi di muka oleh klitoris,
sebelah kanan dan kiri oleh labia minora dan di belakang oleh perineum. Pada
vulva, 1-1,5 cm di bawah klitoris ditemukan orifisium uretra eksterna. Tidak jauh
dari orifisum uretra eksterna, di kiri dan kanan bawahnya, dapat dilihat muara
kelenjar Skene. Saluran Skene analog dengan kelenjar prostat pada laki-laki. Di
kiri dan kanan bawah, dekat fossa
naviculare terdapat kelenjar Bartholini, yang pada saat koitus mengeluarkan
lendir.
6.
Bulbus vestibuli sinistra et
dekstra
Terletak di bawah selaput
lendir vulva, dekat ramus ossis pubis. Ukuran panjangnya 3-4 cm, lebar 1-2 cm
dan tebalnya 0,51-1 cm. Mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup
oleh m. iskio kavernosus dan m. konstriktor vagina. Embriologis sesuai dengan
korpus kavernosum penis. Pada persalinan, bila cedera bisa timbul hematoma
vulva atau perdarahan.
7.
Introitus vagina
Bentuk dan ukuran
berbeda-beda, pada seorang virgo selalu dilindungi oleh labia minora, terlihat
bila labia minora dibuka.Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara (himen).
Bentuk dan konsistensi himen bermacam-macam. Hiatus himenalis berukuran seujung
jari sampai yang mudah dilalui oleh dua jari. Himen akan robek pada koitus, biasanya
terjadi pada jam 5 atau jam 7 sampai ke dasar selaput dara. Sesudah persalinan, himen robek pada beberapa tempat dan yang masih
terlihat adalah sisa-sisanya saja (karunkula himenalis).
8.
Perineum
Terletak antara vulva dan
anus dengan panjang rata-rata 4 cm.
ALAT GENITALIA INTERNA
1.
Vagina (liang kemaluan)
Merupakan
penghubung antara introitus vagina dengan uterus. Arahnya sejajar dengan arah
dari pinggir atas simfisis ke promontorium. Dinding depan dan belakang vagina
berdekatan satu sama lainnya, masing-masing panjangnya 6,5 cm dan 9 cm. Bentuk
vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut rugae: di tengah-tengahmya ada bagian yang lebih keras, disebut kolumna rugarum. Lipatan-lipatan ini
pada persalinan dapat melebar.
DI
vagina tidak didapatan kelenjar bersekresi, epitelnya terdiri dari epitel
gepeng tidak bertanduk, di bawahnya terdapat jaringan ikat yang mengandung
banyak pembuluh darah, yang mengalami hipervaskularisasi pada saat hamil
menjadi berwarna kebiru-biruan (lividae) Di bawah jaringan ikat terdapat
otot-otot dengan susunan seperti otot-otot usus. Bagian dalamnya terdiri atas
muskulus sirkularis dan bagian luarnya muskulus longitudinalis. Di sebelah luar
otot-otot ini terdapat fasia (jaringan ikat) yang akan berkurang
elastisistasnya pada wanita lanjut usia.
Di
sebelah depan dinding vagina bagian
bawah terdapat uretra, sedangkan bagian atasnya berbatasan dengan kandung
kencing sampai ke forniks anterior vagina.
Dinding
kanan dan kiri vagina berhubungan dengan muskulus levator ani. Di sebelah atas
vagina membentuk fornises laterales sinistra et dekstra; 1,5 cm di atas forniks
lateralis, di dalam parametrium terdapat ureter yang elintasi arteri uterina.
Vagina didarahi oleh :
a) a. Uterina à mendarahi 1/3 atas vagina
b) a. Vesikalis inferior à mendarahi 1/3 tengah vagina
c)
a. Hemoroidalis mediana dan a.
pudendus interna à mendarahi 1/3 bawah vagina
Darah kembali
melalui pleksus vena yang ada, antara lain pleksus pampiriformis, ke vena
hipogastrika dan vena iliaka.
.
Getah
bening (limfe) yang berasal dari 2/3 bagian atas vagina akan melalui kelenjar
limf di daerah vasa iliaka, sedangkan bagian 1/3 bawah melalui kelenjar limf di
regio inguinalis.
2.
Uterus
Berbentuk
seperti buah advokat atau peer sedikit
gepeng kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.
Dindingnya terdiri atas otot polos. Ukuran panjang uterus 7-7,5cm, lebar diatas
5,25cm, tebal 2,5cm dan tebal dinding 1,25cm. Letak uterus dalam keadan
fisiologis anteversiofleksio (servik kedepan dan membentuk sudut dengan servik
uteri).
Uterus terdiri
atas:
1) fundus uteri
Bagian uterus proksimal, tempat masuk tuba falopii
2) korpus uteri
Sebagai tempat janin berkembang
3) servik uteri.
Terdiri dari pars
vaginalis servisis uteri / portio dan pars supra vaginalis servisis uteri. Saluran
pada servik berbentuk lonjong sepanjang 2,5cm dan dilapisi kelenjar-kelenjar
servik dan berfungsi sebagai reseptakulum seminis. Pintu tersebut terdiri dari
ostium servisis internum dan eksternum. Secara histologik uterus terdiri atas
endometrium, otot-otot polos dan lapisan serosa/peritoneum visceral.
Uterus dalam rongga pelvis difiksasi kuat oleh
jaringan ikat dan ligamenta, sbb:
1. Ligamentum kardinale /
mackenrodt
Mencegah supaya uterus
tidak turun, brjalan dari servik dan puncak vaginal kearah lateral dinding
pelvis, didalamnya banya pembuluh darah.
2. Ligamentum sakro-uterina
Menahan
uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari servikbagian belakang ke
arah os sacrum.
3. Ligamentum rotundum
Menahan
uterus dalam antefleksi, berjalan dari sudut fundus uteri ke daerah inguinal
4. Ligamentum Latum
Meliputi tuba, berjalan dari uterus ke
arah sisi.
5. Ligamentum
infundibulo-pelvikum.
Menahan
tuba falopii, berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis.
6. Ligamentum ovarii proprium.
Menahan ovarium
Ismus adalah bagian
uterus antara servik dan korpus uteri Dinding belakang uterus seluruhnya
diliputi oleh peritoneum visceral yang membentuk sebuah rongga disebut kavum
douglasi. Uterus diperdarahi oleh a. uterina dekstra et sinistra yang terdiri
dari ramus asenden dan desenden.Pembuluh darah ini berasal dari a, iliaka
interna (=a.hipogastrika ) yang melalui dasar ligamentum latum, masuk kedalam
uterus didaerah servik kira-kira 1,5cm dari fornik vagina. Pembuluh darah lain
yang juga memprdarahi uterus adalah a. ovarika sinistra et dekstra, berjalan
dari lateral dinding pelvi melalui ligamentum infundibulo-pelvikum. Getah
bening yang berasal dari servik akan mengalir ke daerah obturatorial dan
inguinal. Inervsi uterus terdiri terutama atas system saraf simpatetik, sebagian
parasimpatik dan serebrospinal. Yang dari sistem parasimpatik berasal dari
dalam panggul sacrum 2, 3, 4 dan selanjutnya memasuki pleksus frankenhauser.
Yang terdiri dari system simpatik
3.
Tuba Falloppii
Terdiri dari pars interstisialis (didinding uterus), pars ismika (medial tuba yang sempit), pars ampularis (saluran yang agak lebar, tempat konsepsi), infundibulum (ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fimbria yang berfungsi menangkap telur). Tuba mengandung otot longitudinal dan sirkuler dilapisan dalam terdapat selaput yang berlipat-lipat dan sel-sel yang bersekresi dan bersilia.
4.
Ovarium ( gambar 3-9,10)
Ovarium digantung oleh mesovarium Ovarium kurang lebih
sebesar ibu jari tangan dengan ukuran 4x1,5x1,5 cm. Strutur ovarium terdiri atas kortek (terdiri dari stroma dan
folikel-folikel primordial) dan medulla (terdapat stroma dengan pembuluh darah,
serabut-serabut saraf dan sedikit otot
polos). Diperkirakan pada wanota terdaspat kira-kira 100.000 folikel primer
yang tiap bulannya satu folikel akan keluar. Folikel yang matang menjadi
folikel de Graaf terisi likuor folikule mengandung seterogen dan siap untuk
berovulasi. Foliel de Graff yang matang terdiri dari 1)ovum, 2) stratum
granulosum yang ditengahnya terdapat likuor folikuli, 3) teka interna, 4) teka
eksterna. Setelah ovulasi bekas folikel mengalami sedikit perdarahan menjadi
folikel rubrum lalu timbul pigmen kuning / korpus luteum jika tidak ada
pembuahna ovum sel-sel lutein atrofik
menajdi korpus albikan.
PEMBUAHAN,
NIDASI DAN PLASENTASI
Untuk
tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan
nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoon terdiri atas tiga bagian yaitu kaput,
atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,
ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan
getaran ekornya spermatozoon dapat bergerak cepat.
Dalam
pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel‑sel primitif tubulus‑tubulus
testis. Setelah janin dilahirkm, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan hingga masa
pubertas
tiba. Pada masa pubertas sel
spermatogonium tersebut di bawah pengaruh sel‑sel interstisial Leydig
mulai aktif mengadakan mitosis, dan
terjadilah spermatogenesis yang amat kompleks itu.Tiap spermatogonium membelah
dua dan menghasilkan spermatosit pertama.
Spermatosit
pertama ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua; spermatosit kedua
membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing‑masing
memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari
spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoon.
Pertumbuhan embrional
oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital
ridge, dan di dalam kandungan jumlah oogonium bertambah terus sampai pada
kehamilan enam bulan. Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. jumlah ini berkurang
akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel‑folikel. Pada umur 6 ‑ 15 tahun
ditemukan 439.000, pada 16 ‑ 25 tahun
hanya 34.000. Pada masa menopause
semua menghilang.
Sebelum janin dilahirkan,
sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubahan pada nukleusnya. Terjadi
pula migrasi dari oogonium‑oogonium ke arah korteks ovarii, hingga pada waktu
dilahirkan korteks ovarii terisi dengan primordial
ovarian follicles. Padanya dapat dilihat bahwa kromosomnya telah
berpasangan, DNAnya berduplikasi, yang berarti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan
selanjutnya terhenti ‑ oleh sebab yang belum diketahul ‑ sampal folikel itu
terangsang dan berkembang lagi ke arah kematangan. Sel yang terhenti dalam profase
melosis dinamakan oosit pertama. Oleh rangsangan FSH melosis (pembelahan ke
arah pematangan) terjadi terus, benda kutub (polar
body) pertama disisihkan dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan oosit
kedua ini berada di dalam sitoplasma yang cukup banyak.
Proses
pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematangan pertama
ovum; pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoon membuahi ovum.
Jutaan
spermatozoon dikeluarkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu
koitus.
Hanya
beberapa ratus ribu spermatozoon dapat meneruskan ke kavum uteri dan tuba, dan
hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampulla tuba di mana spermatozoon
dapat memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu spermatozoon, yang mempunyai
kemampuan (capacitation) untuk
membuahi. Pada spermatozoon itu ditemukan peningkatan konsentrasi DNA
dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus oleh karena diduga dapat
melepaskan hialuronidase.
Ovum yang dilepas oleh
ovarium disapu o1eh mikrofilamen‑mikrofilamen fimbria infundibulum ke arah
ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum sesudah
dilepas oleh ovanium mempunyai diameter 100" (0,1 mm).
Ditengah‑tengahnya dijumpal
nukleus yang berada dalam metafase pada pembelahan pernatangan kedua, terapung‑apung
dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitellus. Vitellus ini mengandung
banyak zat hidrat arang dan asam amino.
Ovum dilingkari oleh zona
pellusida. DI luar zona pellusida im ditemukan sel‑sel korona radiata, dan di
dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda‑benda kutub. Bahan‑bahan
darl sel‑sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran‑saluran
halus di zona pellusida. Jumlah sel‑sel korona radiata di dalam perjalanan ovum
di ampulla tuba makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona
pellusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba,
tempat pembuahan umumnya terjadi. Hanya satu spermatozoon yang telah mengalami
proses kapasitasi, dapat melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah
itu zona pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat
dilintasi lagi oleh spermatozoon lainSpermatozoon yang telah masuk ke vitellus
kehilangan membran nukleusnya; yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya
spermatozoon ke dalam vitellus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam.
metafase untuk pembelahan‑pembelahannya. Sesudah anafase kemudian, timbul
telofase, dan benda kutub (polar body) kedua
menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang
haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang
haploid.
Kedua pronuklei dekat
mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari
wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom
dan 2 kromosom kelamin; pada seorang pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan
kematangan maka ovum matang mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X,
dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom
otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44
kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita,
sedang 44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh
sebagai seorang janin pria.
Dalam beberapa jam setelah
pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh
karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera
setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan
dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel‑sel yang sama
besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan
ini diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi
seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan
perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini
hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian‑bagian
tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia
pada permukaan sel‑sel tuba dan kontraksi tuba. Dalam kavum uteri hasil
konsepsi mencapai stadium blastula.
Pada stadium blastula ini sel‑sel
Yang lebih kecil yang membentuk dinding blastula, akan menjadi trofoblas. Dengan
demikian, blastula diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas
yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan
endometrium dalarn masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel‑sel desidua ini
besar‑besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan o1eh
trofoblas. Blastula dengan bagian Yang mengandung inner‑cell mass aktif mudah
masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kernudian menutup
kembali. Kadang‑kadang pada saat nidasi yakni masuknva ovurn ke dalarn
endometrium‑terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman).
Pada umumnya blastula masuk
di endometnium dengan bagian di mana inner‑cell
mass berlokasi. Dikemukakan bahwa hal inilah yang menyebabkan tali‑pusat
berpangkal sentral atau para sentral. Bila sebaliknya dengan blastula bagian
lain memasuki endometnium, maka terdapatlah tali‑pusat dengan insersio
velamentosa.
Umumnya nidasi terjadi di
dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. jika nidasi ini
terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Lapisan desidua yang meliputi
hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desidua kapsularis; yang terletak
antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis; disitu
plasenta akan dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah
desidua parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot‑jonjot yang
dinamakan villi koriales dan berpangkal pada korion.
Bila nidasl telah terjadi,
mulailah diferensiasi sel‑sel blastula. Sel‑sel yang lebih kecil, yang dekat
pada ruang eksoselom, membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel‑sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan
membentuk ruang amnion. Dengan ini di dalam blastula terdapat suatu embryonal plate yang dibentuk antara dua
ruangan, yakni ruang amnion dan yolk sac.
Sel‑sel fibrolas mesodermal
tumbuh di sekitar embrio dan melapisi pula sebelah dalam trofoblas. Dengan
demikian, terbentuk chorionic membrane yang
kelak menjadi korion. Trofoblas yang amat hiperplastik itu tumbuh tidak sama
tebalnya dan dalam 2 lapisan. Di sebelah dalam dibenruk lapisan sitotrofoblas
(terdiri atas sel-sel yang monokleus) dan di sebelah luar lapisan
sinsitiotrofoblast, terdiri atas nukleus‑nukleus, tersebar tak rata dalam
sitoplasma.
Selain itu villi koriales
yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang‑cabang dengan
baik, di sini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan desidua
kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh ke arah
kavum uteri sehingga lambat‑laun menghilang; korion yang gundul ini disebut
korion leave.
Dalam tingkat nidasi
trofoblas antara lain menghasilkan hormon human
cborionic gonadotropin. Produksi human
chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke 60 kehamilan
untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi korpus
luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus
progesteron, sampai plasenta dapat membuat cukup progesteron sendiri. Hormon
korionik gonadotropin inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan.
Hormon tersebut dapat ditemukan di dalarn air kencing wanita yang menjadi
hamil.
Pertumbuhan embrio terjadi
dari embryonal plate yang selanjutnya
terdiri atas tiga unsur lapisan, yakni sel‑sel ektoderm, mesoderm, dan
entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak
eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas antara
ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara embrio dan dinding
trofoblas. Body stalk, menjadi tali
pusat. Yolk‑sac dan allantois pada
manusia tidak tumbuh terus, dan sisa‑sisanya dapat ditemukan dalam tali‑pusat.
Di tali‑pusat sendiri yang
berasal darl body stalk, terdapat
pembuluh‑pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa
bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion. Didalamnya terdapat
jaringan lembek, selai Wharton, yang berfungsi melindungi arteria umbilikales
dan 1 vena umbilikalis yang berada di tali‑pusat. Kedua arteri dari satu vena
tersebut menghubungkan satu sistern kardiovaskuler janin dengan plasenta
Adapun
sistem kardiovaskuler janin dibentuk pada kira‑kira minggu ke 10
Organogenesis
diperkirakan selesai pada minggu ke 12, dan disusul oleh masa fetal dan
perinatal.
Ciri‑cirl tersebut di atas
perlu diketahui jika pada abortus ingin diketahui tuanya
kehamilan.
Seperti telah dijelaskan,
trofoblas mempunyai sifat menghancurkan desidua
termasuk spiral arteri serta vena‑vena di dalamnya. Akibatnya
terbentuklah ruangan‑ruangan yang terisi oleh perdarahan dari pembuluh‑pembuluh
darah yang ikut dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul
ruangan‑ruangan intervillair di mana
villi koriales seolah‑olah terapung‑apung di antara ruangan ruangan tersebut
sampai terbentuknya plasenta. Sebagian dari villi koriales tetap melekat pada
desidua. Lagi pula, desidua yang tidak dihancurkan oleh trofoblas membentuk
septa plasenta, yang dapat dilihat di bagian maternal plasenta.
Septa
plasenta ini mernbagi plasenta dalam beberapa maternal cotyledon,umumnya ditemukan 15 sampal 20 buah maternal cotyledon. Foetal cotyledon adalah
suatu kelompok besar villi koriales yang bercabang‑cabang seperti pohon. Pada
plasenta aterm diperkirakan terdapat 200 foetal
cotyledon. Dari tiap‑tiap cabang Vili koriales terdapat sistern vena serta
arteria yang menuju ke vena umbilikalis dan arteria umbilikalis. Sebagian besar
cabang‑cabang pohon itu tergenang di dalam ruangan intrviiler yang berisii
darah ibu yang mengandung banyak zat makanan dan zat asarn bagi janin.
Darah ibu dan darah janin
dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Plasenta yang
dernikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Di sini jelas tidak ada
percampuran darah antara janin dan ibu. Ada juga sel‑sel desidua yang tidak
dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel‑sel ini akhirnya membentuk lapisan
fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika melahirkan, plasenta terlepas
dari endometrium pada lapisan Nitabuch ini. Bila oleh sesuatu sebab umpama pada
abortus dikuret terlalu dalarn, maka jonjot‑jonjot plasenta tumbuh di antara
otot-otot miometrium (plasenta akreta) atau dapat pula dijumpai plasenta
perkreta yang dapat menimbulkan ruptura uteri spontan.
ANATOMI JALAN LAHIR
Dibagi atas 2 bagian:
- Bagian tulang: tulang panggul dan sendi-sendinya.
- Bagian lunak: otot,jaringan,ligamen.
1. TULANG-TULANG PANGGUL
Terdiri dari:
1.
Os coxae, terdiri dari: ilium,iskium,pubis.
2.
Os sacrum
3.
Os koksigeus
Yang ketiganya saling berhubungan, didepan: simfisis pubis,
dibelakang artikulasio sakroiliaka, dibawah artikulasio sakrokoksigea. Yang
memungkinkan pergeseran untuk memperbesar sedikit ukuran panggul saat
persalinan.
Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian:
1. Pelvis mayor / False Pelvis: diatas linea
terminalis.
2. Pelvis Minor / True Pelvis: dibawah linea
terminalis, yang bentuknya menyerupai saluran bersumbu melengkung kedepan / sumbu carus. Sumbu carus adalah garis
yang menghubungkan titik-titik persekutuan antara diameter transversa dan conjugata
vera pada Pintu Atas Panggul (PAP) dengan titik-titik sejenis di
HII,III,IV.
(gambar
9-4 dan 9-5)
Bidang
atas saluran ini normalnya berbentuk hampir bulat disebut Pintu Atas Panggul / Pelvic inlet. Bidang bawah saluran ini
terdiri 2 bagian disebut Pintu Bawah Panggul / Pelvic outlet. Diantara kedua pintu ini terdapat ruang panggul / Pelvic cavity; yang menyempit dibagian
tengah disebabkan oleh adanya spina iskiadika yang kadang menonjol ke dalam
ruang panggul.
PINTU ATAS PANGGUL (PAP)
Pintu atas panggul adalah suatu bidang yang dibentuk oleh
promontorium, korpus vertebrae sacral 1, linea terminalis, pinggir atas
simfisis.
Jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium (conjugata vera) adalah 11cm.
Jarak terjauh garis melintang (diameter transversa) adalah 12,5 – 13 cm.
Jarak terjauh garis melintang (diameter transversa) adalah 12,5 – 13 cm.
Dari artikulasio sakroiliaka ke titik persekutuan diameter transversa dan conjugata vera ke linea terminalis (diameter oblique) adalah 13 cm.
Jarak bagian bawah simfisis ke promontorium (conjugata diagonalis) secara statistik
diketahui Conjugata Vera = Conjugata Diagonal – 1,5 cm.
Jarak dari bagian dalam tengah simfisis ke promontorium (conjugata obstetrica).
(gambar 9-6)
Dalam
obstetric dikenal 4 jenis panggul:
1. Ginekoid (45%)
Jenis yang paling baik, dimana bentuk PAP hampir bulat.
2. Android (15%)
PAP berbentuk
segitiga. Umumnya bentuk ini dimiliki pria. Dimana diameter anterior-posterior hampir sama dengan
diameter transversa, mendekati sakrum.
3. Antropoid (35%)
PAP agak lonjong seperti telur. Panjang diameter
anterior-posterior lebih besar.
4. Platipelloid (15%)
Sebenarnya jenis ginekoid yang menyempit pada arah
muka-belakang.
Untuk
mengetahui ukuran pelvis secara tepat dengan pelvimetri rontgen, namun hanya
untuk indikasi tertentu seperti:
-
Feto-pelvic
disproportion
-
Ada riwayat trauma
-
Penyakit
tuberkulosa tulang panggul
-
Bekas SC dan rencana partus pervaginam pada letak
sungsang, presentsi muka, kelainan letak lain.
Sekarang
sudah digunakan MRI (Magnetic Resonance
Imaging) yang ternyata lebih aman dan lebih bermanfaat dari pada roentgen
yang jelas menimbulkan pengaruh tidak baik pada ibu maupun pada janinnya.
Dianjurkan meskipun pengaruh buruk dari MRI tersebut (genetic atau pun
onkologi) belum diketahui maka pemakaiannya dalam trimester pertama, sewaktu
organogenesis sedang berlangsung dengan hebatnya, seyogyanya tidak dilakukan.
Indikasi pemakaian MRI dalam anatomi maternal antara lain:
-
Plasenta
previa
-
Solusio
plasenta
-
Penyakit
trofoblas
-
Kelainan
letak janin
-
Adanya
tumor pelvic.
(gambar
9-9)
PINTU BAWAH PANGGUL (PBP)
Terdiri dari 2 bidang datar, yaitu bidang yang dibentuk oleh
garis antara kedua tuber ossis iskii dengan ujung os sacrum dan segitiga
lainnya dengan bagian bawah simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk
melengkung ke bawah membentuk sudut (arkus pubis) normalnya kurang lebih 90°. Jarak antara kedua tuber ossis iskii (distansia tuberum) kurang lebih 10,5 cm.
RUANG PANGGUL (PELVIC CAVITY)
Penyempitan dipanggul tengah setinggi spina iskiadika (distansia interspinarum) kurang lebih
10,5 cm. Bidang terluas pada pertengahan simfisis dengan os sacral. 2-3.
BIDANG HODGE
Kegunaannya
untuk menentukan sampai mana bagian terendah janin turun dalam panggul pada
persalinan.
H I
dibentuk oleh PAP
H II
sejajar HI dibagian bawah simfisis
H III
setinggi spina iskiadika
H IV
setinggi os koksigeus
(gambar
9-14)
UKURAN LUAR PANGGUL
Alat-alat
yang dipakai : jangkar Martin, Oseander, Collin, Boudeloque.
Yang
diukur:
1. Distansia Spinarum (kurang lebih 24 – 26
cm)
Jarak antara kedua Spina Iskiadika Anterior Superior (SIAS)
kanan dan kiri.
2. Distansia kristarum (kurang lebih 28 – 30
cm)
Jarak kedua krista iliaka kanan dan kiri, umumnya ukuran ini
tidak penting namun bila kurang dari 2-3 cm dari angka normal, dicurigai
patologik.
3. Distansia Obliqua Externa
Jarak Spina
Iskiadika Anterior Superior kanan dengan Spina Iskiadika Posterior Superior
kanan dan sebaliknya.
4. Distansia intertrokanterika
Jarak kedua trokanter kanan dan kiri.
5. Conjugata Externa (Boudeloque) kurang
lebih 18 cm.
Jarak bagian atas simfisis ke prosesus spinosus lumbal 5.
6. Distansia tuberum (kurang lebih 10,5 cm)
Jarak kedua
tuber iskii.
2.BAGIAN LUNAK JALAN LAHIR
Pada
kala II yang ikut membentuk jalan lahir adalah segmen bawah uterus dan vagina.
Otot dasar
panggul dibagi:
1. Bagian
luar : - m. Sfingter ani externus
- m.Bulbokavernosus (mengelilingi vagina)
- m. Perinei tansversus superfisialis
2. Bagian
tengah : - m.Sfingter uretra
- m, iliokoksigeus
- m.Iskiokoksigeus
- m. Perinei
transversus profundus
3. Bagian
dalam : - diagfrahma pelvis, terutama
m.levator ani. Didalamnya berjalan n.pudendus masuk ke rongga panggul melalui canalis Alcock (antara spina iskiadika
dan tuber iskii) penting untuk anestesi
II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar