oleh K Suheimi
pengajian di masjid Al Irsyad
Alhamdulillah terima kasih ya
Allah telah engkau hantar kami ke masjid ini. Disini kami membaca ayat2 tanda
kebesaran mu sehingga tersibaklah tirai, jelaslah kerajaan langit, jelaslah
kerajaan bumi dan jelaslah kemana kaki akan kami langkahkah. Shalawat dan salam
pada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Minggu lalu saya minta izin karena
selama seminggu saya pergi ke Pontianak. Kebetulan di Pontianak saya sempat
berkunjung ke tugu khatulistiwa dan di garis khatulistiwa itu kita pergi kesana
di sana dilihat bahwa kalau satu langkah kita ke kiri maka kita berada di
belahan bumi bagian selatan, kalau selangkah ke kanan, kita berada di belahan
bumi utara, dan keajaiban alam sebagai fenomena alam pada titik itu setiap
tanggal 21 dan 23 september, 21-23 maret setiap tahunnya orang ramai ke sana
dari mancanegara, dari mana-mana orang kesatu untuk menyaksikan peristiwa alam
yang memang dalam setahun itu 2 kali datangnya yang disebut dengan titik
Kulminati. titik kulminati itu, pada saat itu matahari persis tepat pada garis
itu, kalau matahari bertantangan dengan garis itu maka kita tidak melihat lagi
bayangan, jadi dimanapun dipohon ditiang di tempat kita sendiri, jadi matahari
itu tepat berada di puncak kepala kita sehingga itulah saat-saat kita tidak bisa
melihat bayangan. Dan fenomena alam itu oleh orang Pontianak itu dijadikan suatu
even untuk pariwisata sehingga kapal-kapal besar mampir kesana, karena tugu
khatulistiwa itu dekat dengan sungai kapuas yang terkenal dengan sungai yang
terpanjang di Indonesia karena panjangnya itu sekitar hampir 1200km dan luasnya
itu memang luas sekali kita tamasya di situ melihat dan menyaksikan tempat itu
bahwa allah memberikan nikmat yang luar biasa dimana suatu negeri ada sungai
yang begitu luas sehingga kapal-kapal sebesar apapun masuk, tidak perlu membuat
jalan lagi. Sehingga barang-barang besar semuanya itu bisa langsung kepasar di
beri gratis, sedangkan membuat jalan itu saja tidak tanggung mahalnya,
memeliharanya, renovasinya, semuanyaini Allah Allah berikan. Bukan hanya itu
tapi ada titik komunasi, titik komunasi pada titik garis khatulistiwa itu ialah
tepat benar matahari itu edarannya dan tuhan itu mengatur tepat pada detik
sekian, jam sekian matahari itu harus berada di bumi dan putarannya itu sekian
dan itu semuanya patuh tidak satupun yang mengingkari maka selalu dikatakan
“Sampai pada waktu yang ditentukan dan tempat yang ditentukan” dan semuanya itu
patuh, sujud karena begitu yang diperintahkan Allah, lantas saya merenung di
situ, betapa Allah menyayangi umat manusia yang tinggal di garis khatulistiwa.
Kalaulah kita tinggal di Eropa, belahan bumi bagian utara, bumi bagian selatan
kita kadang-kadang sukar menentukan jam berapa harus shalat magrib, jam berapa
harus shalat Isya karena waktu malamnya itu matahari juga beredar terus, kalau
matahari berada terus maka jarak antara isya dan subuh itu sangat dekat, kalau
begitu kapan kita bisa shalat tahajut, batasnya shalat isya dan kapan kita bisa
melakukan shalat subuh dan kalau begitu kapan tidurnya. Kalau kita disini
begitu matahari terbenam sudah gelap apalagi ditambah listrik tidak ada lagi
itu menyenyakkan tidur kita, Alhamdulillah sehingga malam kita itu tidak diisi
lagi oleh hal yang macam-macam karena listrik juga tidak ada kalau di Eropa itu
kita lihat mau tidur matahari ada juga di sekitar jadi orang jika mau tidur
lampu dimatikan lalu dipasang gorden setebal-tebal dirumahnya sehingga
mendapatkan suasana yang gelap, kemudian pada waktu tertentu dia harus bangun
lagi untuk menentukan shalat isya, untuk mencari waktu shalat magrib, kemudian
tiba2 subuh sudah datang pula, jadi kita lihat hidup orang disitu beutl-betul
tidak teratur, kalau kita lihat di garis khatulistiwa ini, kalau kita lihat
garis Pontianak itu dengan Pekanbaru ini boleh dikatakan tepat pada garis lurus
karena sedikit Pekanbaru ini boleh dikatakan hampir pada garis lurus, kemudian
kita lihat di Sumatera Tengah ini dua tempat dibonjol. Jadi itu tempat-tempat
yang luar biasa dan kita berada pada tempat yang demikian. Nah kita terhalang
oleh pagar saja kita ribut pergi meninggalkan masjid, dan ada pula yang memagar
masjid, padahal sebetulnya dimana-mana kita lihat dimudahkan, di masjidil haram
kita lihat mobil itu pas di putaran masjid itu parkirnya, itu sedunia orang
datang. Jadi Allah telah berikan nikmat dan kemudahan kadang kadang kita
menolak nikmat itu dan kadang-kadang bertengkar akan nikmat itu. Padahal
tempat-tempat kita ini setiap titiknya adalah tempat-tempat yang diberikan berkah dan rahmat oleh allah. Kita
coba aja pikirkan kalau seandainya di tempat kita ini matahari terhalang terus atau
gelap saja terus, bagaimana usaha yang akan kita jalankan tapi justru ditempat
yang sering kita berusaha bisa sepanjang tahun paling-paling teduh waktunya 20
menit, 25 menit, kita tidak bergeser pada waktu-waktu itu saja, artinya kita
bisa menscedulekan jam kerja kita, jam shalat dan jam istirahat kita yang tidak
berobah-robah sepanjang tahun. Kita bisa atur alarm jam kita jam sekian kita
subuh jam sekian kita bekerja namun sayang nikmat yang sebesar ini sering kita
sia-siakan dan yang jelas adalah matahari itu sumber kehidupan dan matahari itu
yang terdekat ke bumi itu adalah pada garis khatulistiwa. Makanya disepanjang
garis khatulistiwa itu, makhluk apapun enak dan senang nikmat disitu karena ada
matahari disitu, ada sungai disitu, ada semuanya disitu. Kebutuhan-kebutuhan
makhluk hidup itu disediakan oleh Allah disitu, saya lihat di Pontianak di
kapuar itu tiga ratus jenis ikan, semuanya bisa menghidupkannya,
transportasinya, kapal-kapal besar semuanya
itu masuk sampai ke pasar. Saya banding-bandingkan dengan Pekanbaru itu
juga luar biasa, bahkan Pekanbaru lebih lagi dibawahnya ada minyak, diatasnya
ada minyak disekitarnya ada biota-biota yang luar biasa, jenis ikan yang tidak
ada ditempat lain kita temukan di Pekanbaru ini. Dan untuk sehat inilah kita
ada jam istirahatnya, ada jam kerjanya, ada waktu-waktu shalat yang semuanya
itu akan membimbing kita ke arah kesehatan, dimana-mana kita lihat didunia ini kalau ada yang matahari itu
bulat, matahari gundul maka dikatakan SDCTD, ini adalah hari-hari kebahagiaan
maka dimana-mana orang menyambut matahari itu, menyambut kadang-kadang ada yang
buka baju membiarkan badannya disiram oleh cahaya matahari, tapi mungkin karena
kita dapat nikmat itu sepanjang hari, maka kita kurang menghargainya. Dan
dengan adanya matahari itu kita dapat berolahraga menguatkan otot, menguatkan
tulang, kita lihat ditempat-tempat cahaya mataharinya kurang berbagai macam
penyakit tulang yang kita temukan seperti rankitis, osteoporosis dan bermacam-macam penyakit yang hanya sembuh
dan akan baik kalau dia kena/dapat cahaya matahari karena dimatahari itu ada
vitamin D3, ada hormon-hormon yang menyebabkan kulit kita ini jauh lebih sehat.
Lihatlah kulit kita, bandingkan dengan kulit orang barat itu, orang barat itu
memang kita lihat kok cepat benar tuanya, baru umur 20 atau 23 kulitnya sudah
berkerut dan tidak enak kita lihat, makanya orang-orang barat itu melihat kulit
kita orang Indonesia ini luar biasa bagusnya, sudah umur 70an kulitnya masih
bercahaya karena dapat pantulan cahaya matahari, tulangnya masih kuat. Kalau
orang-orang baik diaustrali dan ditempat2 tertentu sudah berumur 60 itu
lututnya boleh dikatakan tidak ada lagi, tapi kenapa jalannya tegap, karena
hampir semua lututnya itu sudah diganti dengan besi dan di operasi, menukar
sendi lutut itu sehingga sendi lutut itu tetap kuat, kalau kita tidak perlu itu
cukup dengan memberi dia cahaya matahari dan cukup latihan setiap hari itu maka
lutut kitapun juga boleh dikatakan tidak sesakit dan separah orang-orang di
daerah itu, lalu nikmat Tuhan manalagi yang kau dustakan, ditempat-tempat Tuhan
berikan nikmat yang luar biasa orang bertengkar, hanya oleh hal-hal kecil hanya
oleh hal-hal yang didunia ini tidak ada artinya saling menyakitkan hati, saling
menyakitkan hidup tidak jauh-jauh kita lihat disini saja kena pagar sedikit
saja pun kita bertengkar juga, kenapa kita tidak mencoba mensyukuri, orang
untuk pergi ke masjid begitu jauh jalan kakinya pergi juga ke masjid. Mungkin
inilah yang disebut dengan kita kurang mensyukuri nikmat tuhan, maka
“Lainsyakartum laazidannakum walainkafartum inna ‘azabilasyadid” maka kita
bersyukur dan kalau kita bersyukur artinya tanda orang itu bersyukur apapun
nikmat yang diberikan Allah dioptimalkannya diberi gunung, maka gunung itu
dimanfaatkan luar biasa, diberi sungai, sungai itu dimanfaatkan luar biasa,
tahukah kita tidak mudah membuat sungai, ada orang-orang di padang pasir itu
mendatangkan sungai dan itu luar biasa biayanya dan kadang-kadang sungai yang
didatangkan itu tiap sebentar menguap, tapi kita lihat ditempat-tempat itu
banjir air sekarang, kita ditempat kita yang sumber air sulit mendapatkan air
bersih, kita yang ditempat-tempat sungai takut ada banjir, padahal kita bukan
itu saja banyak sekali hal-hal yang bisa kita petik, karena disungai itu orang
menjadi ahli renang, kita lihat di sungai kapuas itu tidak ada orang yang tidak
pandai berenang, ini kadang-kadang juara renang lahir ditempat yang tidak
banyak air, tapi lahir ditempat-tempat yang kekurangan air. Badannya lebih
sehat karena mungkin sedikit air yang dapat tapi betul-betul dimanfaatkan dan
disyukurinya. Kita mungkin karena kelebihan nikmat yang diberikan kita lupa
mensyukurinya sehingga kita diazab oleh nikmat itu sendiri. Mari kita lihat
negeri kita sendiri betapa allah memberikan, matahari, sungai dan kehidupan
diberikan disini, kita lempar batang ubi itu dia akan tumbuh dan berbuah.
Ditempat-tempat lain untuk mendapatkan rumput saja itu luar biasa payahnya,
mengolahnya, tapi kita lihat ditempat-tempat itu pula hewan-hewan, sapi-sapi
yang luar biasa, tapi memang karena kerajinan dan diolahnya. Makanya sebetulnya
kalau kita lihat yang paling sehat itu adalah orang-orang yang dipekanbaru ini.
Yang paling kuat itu adalah orang-orang yang dipekanbaru ini, yang paling
teratur hidupnya adalah orang-orang yang dipekanbaru ini. Sebetulnya orang yang
paling senang itu adalah orang yang dipekanbaru ini, kenapa? Karena Allah
melimpahkan rahmatnya yang luar biasa untuk umatnya di Pekanbaru ini, Cuma
ketika dia tidak bersyukur, ketika dia kufur, mengingkari nikmat yang diberikan
Allah, maka patut allah memberikan siksanya yang sangat pedih. Dibikin masjid
bagus-bagus kemudian orang dihalangi masuk masjid, itu kadang-kadang kasihan
kita kepada orang yang demikian karena tidak mudah membikin masjid, tidak mudah
membikin pekarangan dan akhirnya pekarangan masjid itu banyaklah orang-orang
yang menikmatinya orang yang tidak dari agama kita, paling ramai dan akhirnya
orang-orang itu kita lihat lebih sehat, lebih bugar, kenapa? Karena dia lebih
mensyukuri. Banyak diantara kita kadang-kadang terlena oleh rahmat yang
diberikan sehingga kita melupakannya, sehingga dengan demikian kita lupa bahwa
disini ada matahari yang jauh lebih bersinar setiap hari, disini kapanpun
menanam bunga, kapanpun menanam tumbuh-tumbuhan hidup setiap hari setiap saat.
Ditempat lain ada bulan-bulan tertentu yang bisa menanam di bulan lain tidak dapat menanamnya lagi. Makanya untuk
sehat sesungguhnya disinilah tempat kita, cobalah kita pergi ke Eropa, tidak
tahan kita disitu, paling-paling sepuluh hari ingin kita pulang lagi rindu kita
tempat kita karena disinilah tempat yang terbaik, disinilah kita mencari
kehidupan dan disinilah kita beribadah. Banyak maaf billahitaufiq wal hidayah
Assalamu’alaikum wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar