DI BATAS KERAGUAN TERSIMPAN KEYAKINAN
oleh Arvi Gayatri:
Mahasiswi STIKes PMC
Sebenarnya aku tak tahu mau nulis apa disini,tapi aku
berusaha menyusun kata demi kata yang ada di hati ini. Jujur dari hati ku yang
terdalam tak ada kisah menarik dalam hidup ku ini, walaupun dilihat dari segi dan sudut pandang manapun, namun aku akan
mencoba berbagi satu di antara sekian banyak kesedihan yang ku miliki .
Terkadang aku merasa Allah itu tidak adil terhadapku, misalnya saja ku selalu
mendapatkan nilai di bawah standar saat ulangan padahal rasanya aku sudah cukup
berikhtiar dan berdo’a, di sepertiga malam aku
selalu terbangun dan mencoba untuk mengulang kembali apa yang aku dapat
selama duduk seharian di kelas, aku pun menoleh pada wajah-wajah yang tak ku
kenali di samping kiri dan di samping kanan ku mereka masih tertidur
lelap,setelah belajar aku pun tertidur
kembali.
Ke-
esokan hari nya hasil ulangan kami di bagi kan dan lagi-lagi aku mendapat kan
nilai di bawah standar. Tetapi aku masih tetap mau berusaha meskipun aku tahu
teman ku yang tak pernah berusaha selalu mendapatkan nilai yang maksimal, tapi
aku tak patah semangat, dengan segala upaya
aku berusaha menutup mata ku dari sgala ejekan orang yang tidak senang
terhadap ku, dan aku berusaha mentulikan telingaku terhadap ocehan orang lain
yang sama sekali tak ada untung dan rugi nya buat ku ,toh bukan mereka yang
memberi ku nasi selama ini. Tepat di hari jum’at ibu dan ayah ku datang ke
pesantren “BAHRUL ULUM” tempat di mana
aku menuntut ilmu, dengan nafas tergesah gesah aku pun menghampiri mereka dan mencium
kedua tangan mereka.Tiba-tiba mereka bertanya nak bagaimana hasil ulangan mu
kemaren?? ..saat itu aku hanya bisa terdiam seribu bahasa,dada ku sesak
kepalaku pusing seketika dan aku merasakan pipi ku mulai basah karna air mata
yang menetes begitu saja tanpa aku sadari.Perlahan aku mulai mendekati mereka
dan menatap wajah kedua orang tua ku dengan tatapan penuh arti,ya Allah aku tak
kuasa menceritakan apa yang aku alami saat ini,aku tau dari raut wajah mereka
terlihat begitu banyak beban dan rasa lelah yang teramat sangat karna setiap hari membanting tulang bekerja
keras, namun di balik kelelahan yang di pancar kan itu aku menangkap sebuah
harapan yang begitu besar terhadap ku,agar aku tidak menjadi bodoh seperti mereka.
Perlahan
aku mengambil selembar kertas dari saku rok ku sembari memperlihatkan nilai
yang aku dapat.Akupun bersimpuh di hadapan mereka sambil berkata”ayah dan ibuku
aku teramat menyadari aku belum bisa membuat mu tersenyum,untuk itu aku memohon
ampunan mu,mungkin untuk saat ini hanya itulah hasil kemampuan yang
kumiliki,tapi aku berjanji aku akan lebih giat lagi”.
Lalu
kedua orang tuaku pergi dengan rasa kecewa.dan mulai saat itu aku berjanji pada
diri ku sendiri kalau aku tak akan pernah putus asa lagi ataupun patah
semangat karna orang bijak mengatakan
“jangan jadi kan kegagalan itu yang menghancurkan anda tapi belajarlah anda
dari kegagalan dan jadi kan lah kegagalan itu sebagai batu loncatan untuk
tantangan berikut nya”.Tak lama kemudian tiba la saat yang di tunggu- tunggu
yaitu pembagian rapor,saat itu aku hanya bisa pasrah ya Allah kalau memang ini
yang terbaik untuk ku aku akan terima ya Allah .. aku tahu untuk menjadi yang
terbaik memang mungkin tak bisa aku
dapatkan tapi dengan usaha yang aku lakukan bangun malam-malam untuk belajar
dan bangun lagi subuh nya untuk belajar kembali,rasa nya aku sudah cukup
berikhtiar kalau memang nilai ku masih rendah mungkin cara belajar ku lah yang
kurang efektif atau aku lah yang terlahir bodoh di dunia ini apapun yang terjadihari ini semua ini aku pasrah kan kepada mu.Lalu
dengan hati yang deg- degan aku mencoba mendengar hasil nilai rapor bagi orang
yang berprestasi dengan perasaan yang
tak bisa aku gambarkan akhirnya nama ku
terpanggil sebagai siswi yang
berprestasi.
Subhanallah
aku senang sekali dan pandangan ku mengarah pada sudut ruangan di mana rapor di
bagikan ternyata orang tua ku lah yang terlebih dahulu tersenyum sambil
meneteskan air mata ,ya Allah terima kasih saat ini kau jadikan satu hari
terindah untuk ku lalu aku pun maju mengambil hadiah dan aku segera berlari
memeluk kedua orang tua ku yang telah
berjasa dalam hidup ku,seseorang yang telah membuat ku hidup dan terlahir di
dunia fana ini dan sampai saat ini,seseorang yang menjadi sumber inspirasi
terbesar dalam hidup ku ada lah mereka.lalu aku keluar dari ruangan
tersebut dengan sebuah rapor dengan
nilai sebagai siswa yang berprestasi aku pun berteriak sekencang-kencang
nya i believe one sentence “ di mana ada
kemauan disitu ada jalan”.Ya Allah terimakasih banyak hari ini adalah hari yang
paling bersejarah dalam hidup ku.
Dalam hidup putus asa adalah hal yang tiada
guna,hidup adalah perjuangan maka perjuangkanlah setiap waktu yang kamu
lalui,jadikan waktu tersebut bermamfaat untuk mu , dan jangan pernah ragu karna
kegagalan.
Karna
tanpa mengalami kegagalan tak akan ada penghargaan untuk sebuah keberhasilan.