Kamis, 28 November 2013

Tukang Semir Sepatu Merokok

 Oleh: dr. K.Suheimi
               “Semir pak, semir pak”  kata anak kecil tukang semir sepatu itu mengampiri saya. Saya buka sepatu lalu di semirnya. Iba hati saya melihat anak kecil itu bekerja sebagai tukang semir. Saya beri dia uang lebih sebagai rasa iba saya. Anak itu mengucapkan terima kasih, sekejab dia menghilang lalu kembali lagi dengan rokok terseelip di bibirnya.

Jadi uang yang saya beri itu di belikannya rokok. Dihirupnya dalam-dsalam rokok itu. Dalam hati saya rasa bersalah “Ah uang yang saya beri itu di belkan nya rokok, uang saya itu di gunakannya untuk beli rokok dan dia ndak tahu rokok yang dihisapnya itu adalah racun dan bahan kimia yang akan merusak dirinya. Dia telah menganiaya dirinya sendiri (bahasa Arab di sebut Fahsya”) Dan Asap yang di hembuskannya jika terhisap oleh orang laian juga akan merusak kesehatan orang dan pencemaran udara (disebut Munkar).

Lalu saya teringat pengajian guru saya;

"FAHSYA' dan. Munkar adalah membuat kerusakan dan kebinasaan di permukaan bumi," kata guru saya ketika berbicara tentang kerusakan. "Fahsya' merusak diri sendiri, sedangkan Munkar merusak orang lain," ulas beliau lagi.
Di rumah saya merenung, salahkah saya? Entahlah, tetapi peristiwa itu selalu membayang, uang yang saya berikan pada anak kecil tukang semir  menghasilkan asap rokok yang  menyusahkan dan merusak orang lain, lalu saya baca artikel tentang rokok ini.
Kendati pun di setiap bungkus rokok tertulis, "rokok berbahaya bagi kesehatan. anda", namun orang tetap merokok. Rokok yang mengandung ter, rokok yang mengandung nikotin. Rokok yang di dalamnya terdapat benzo pirilen yang merupakan penyebab dari kanker paru-paru. Asap rokok yang mengandung gas CO atau carbon monoksida, yang akan mengalahkan 02 yang sedang berikatan dengan Hb, sehingga orang yang sedang merokok sebetulnya kekurangan oksigen. Bayangkan kalau semua organ-organ tubuhnya mengalami kekurangan oksigen, tentu organ-organ tubuh itu akan mudah sakit-sakitan. Apalagi kalau otak yang kekurangan oksigen, tentu daya fikirnya akan menurun. Demikian pula kalau organ-organ lain yang dihinggapinya.
Rokok menyebabkan pengerasan pembuluh darah, disebut juga arterio sklerosis, pembuluh darah kaku, tidak elastis lagi, menyebabkan tekanannya menjadi tinggi, sehingga orang akan menderita tekanan darah tinggi. Beban jantungnya akan menjadi berat, orang akan payah jantung dan nafasnya mudah sesak. Rokok juga menimbulkan penyempitan arteri atau pembuluh darah yang mendarahi jantung, sehingga jantung terasa nyeri, sering orang mengeluh, rasa berat di dada kiri dan rasa sakit yang menjalar ke tangan kiri. Lama-lama akan menyebabkan sakit jantung dan bisa-bisa mati mendadak.
Rokok juga menyebabkan penyakit Burger, di mana ujung jari kaki menghitam dan mati, serta sakitnya bukan main. Semua ini disebabkan penyempitan pembuluh darah di ujung-ujung anggota tubuh. Pengobatannya hanya dengan amputasi atau memotong kakinya. Relakah anda, jika anakmu, saudaramu atau dirimu sendiri, harus dipotong kakinya? Kalau tidak rela, marilah dari sekarang mulai menjauhi rokok. Dalam beberapa penyelidikan juga dibuktikan, bahwa ibu-ibu yang merokok selagi hamil, akan menyebabkan anak yang terlahir akan berkurang berat badannya dan tidak baik pertumbuhannya. Maka selalu dianjurkan agar selama kehamilan untuk tidak merokok. Asap rokok yang ditiupkan, dan terisap oleh teman di sebelahnya, juga bisa menimbulkan penyakit pada teman itu.
Teman si perokok disebut sebagai si perokok pasif, kendati pun dia tidak merokok. Perokok pasif maupun perokok aktif akan sama-sama menanggung akibat asap rokok yang terhirup olehnya. Berarti si perokok di samping dia merusakkan dan menghancurkan dirinya sendiri, dia juga merusak lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Padahal sebagai muslim, kita tidak boleh menyakiti orang lain. Tetapi kenapa kita dengan semena-mena menimbulkan penyakit kepada orang lain dengan menghisap rokok di dekatnya? Makanya jauhilah merokok di tempat-tempat orang banyak, di atas bus kota, di atas oplet, di tempat-tempat keramain, di dalam mesjid, di ruang-ruang sidang, terutama wakil-wakil rakyat kita. Terlebih-lebih bagi orang yang sudah jadi panutan, jadi suri dan tauladan. Jika orang-orang yang sudah dianggap jadi panutan ini, mereka ikut pula merokok, ketahuilah, semua apa yang dikerjakannya akan dicontoh oleh masyarakat banyak.
Oh, betapa inginnya kita mencari-seseorang sebagai panutan, orang yang tidak merokok. Saya teringat ayah saya, yang tidak pernah saya lihat merokok. Dan sewaktu saya di SMA, saya mencoba-coba merokok, ayah cuma bertanya: "Sudah pandai kamu merokok, Suheimi?" Hanya itu ucapan beliau, namun saya tidak berani sampai sekarang untuk memegang, apalagi menghisap rokok. Kita butuh satu figur yang bisa diidentifikasi oleh orang banyak. Figur yang akan kita jadikan sebagai panutan, figur yang akan kita contoh karena dia tidak merokok. Di manakah figur itu sekarang berada? Betapa rindunya kita akan kehadirannya.
Semua kita agaknya sepakat, bahwa rokok itu merusak, dia merusak kesehatan, dia merusak organ dan anggota tubuh, dia juga merusak lingkungan, mencemarkan udara dan merusak lingkungan di mana dia berada. Walaupun demikian, orang masih juga merokok, masih juga merusak. Kalau dikatakan bahwa mereka merusak, ada-ada saja helahnya, ada-ada saja alasannya untuk membenarkan kebiasaannya merokok itu.
Susah dan sukar sekali berdebat dengan para perokok, kita tidak akan pernah menang. Memang di dunia ini banyak orang yang membikin kerusakan, kemudian berdalih mengatakan bahwa dia sedang mengadakan perbaikan.
Untuk itu agaknya perlu kita memahami sindiran halus Allah : "Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (surat Al Baqarah ayat 11).
Merusak diri sendiri dan merusak orang lain serta mencemarkan lingkungan, sebetulnya adalah satu kezaliman. Kezaliman adalah satu dosa. Merokok adalah bagaikan dosa. Perhatikanlah orang yang mengerjakan dosa, mula-mula dosa kecil, karena merasa tidak apa-apa, lalu mereka melakukan dosa besar, sampai akhirnya mereka tidak mau dan tidak bisa kembali lagi. Mereka sudah ketagihan, mereka sudah kecanduan, tidak bisa dilerai lagi.
Kita memang di suruh menghisap (berhitung) menghisap diri sendiri. Hisaplah dirimu sebeluim datang hari penghisapan. Jangan sampai waktu kita habis oleh perbuatan yang zalim tanpa kita sadari.
Dia tuli, dia bisu dan dia buta akan kebenaran, seperti firman suci-Nya: "Mereka tuli, mereka bisu, mereka buta maka tidaklah mereka kembali ke jalan yang benar." (surat Al-Bagarah ayat 18). Dan kita lebih khawatir lagi kalau sampai Allah mencapnya seperti tertera dalam surat Al-Bagarah ayat 7: "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup, dan bagi mereka siksa yang amat pedih."
Agaknya untuk semua ini perlu kita renungkan sebuah firman suci-Nya: "Barang siapa yang berbuat baik, maka hal itu adalah untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat, maka hal itu adalah atas tanggungan dirinya sendiri. Dan sama sekali tidaklah Tuhanmu itu zalim kepada hamba-hambanya." (surat Fushshilat ayat 46).
Jika kita belum sepakat mengatakan bahwa merokok itu adalah merusak diri sendiri dan merusak lingkungan di mana kita berada, berarti kita sedang melakukan perbuatan fahsya' dan munkar. Bararti kita belum lagi shalat. Karena katanya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Merusak itu disebut juga dengan dzalim, dzalim pada diri sendiri dan dzalim pada orang lain. Untuk menjauhi dan menghindari semua itu, kita teringat akan sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah. Marilah kita sama-sama memanjatkan doa kehadirat-Nya: "Ya Allah, kami telah dzalim kepada diri kami sendiri, kalau tidaklah karena keampunan dan kasih sayangMu, tentulah kami terkelompok ke dalam golongan orang-orang merugi. Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa kami. Mulai hari ini ya Tuhan, kami akan menjauhi rokok dan tidak akan merokok lagi. Perkenankanlah doa kami ini Ya Allah, amin, amin Ya Rabbul 'Alamin."


Padang  29 Januari 2009


SUJUD

Oleh: Dr.H.K.Suheimi
              Lama sekali sujudnya. Saya amati selama sujud itu bibirnya komat kamit melafaskan sesuatu. Lama keningnya menyentuh sajaddah. Karena sujudnya itu lama sekali’ menarik peerhatian saya, dan saya ingin tahu siapa gerangan orang nya. 
Saya tanya pada Sulthani Wirman. Baru saya tahu bahwa yang sujud lama itu adalah Fauzi Bahar yang baru saja dilantik menjadi wali kota. Selesai dia sujud tampak mukanya yang jernih berseri. Dia masih muda dan ganteng. Bidang bahunya lebar, Bahunya yang lebar inilah yang akan memikul beban berat dan menampung ribuan harapan yang terpikul di pundaknya. Keningnya yang luasr lambang seorang pemimpin akan dihadapkan dengan seribu satu persoalan. Entah bagaiman dari lubuk hati saya berdecah kagum, dan percaya beban itu akan sanggup di pikulnya dan persoalan itu bisa diselesaikannya.
Apalagi begitu selesai pelantikan dia tidak kemana-mana. Tempat yang pertama dikunjunginya adalah masjid. Masjid adalah tempat bersujudnya seorang hamba dihadapan-Nya. Sambil; bermunjat berdo’a dan meminta diberi kekuatan untuk menyelesaikan persoalan. Dengan bersujud seseorang mengadukan kelemahannya dan mohon pertolonganNya.
Inilah kesan pertama kali saya bertemu dengannya di Maskjid Nurull Iman 18 Februari 2004. Saya salami dia saya ucapkan selamat dan di beri petunjuk Allah dalam melaksanakan tugas yang berat ini sebagai Amanah_Nya. Diapun mengucapkan selamat pada saya karena sesudah shalat Zuhur itu kami dilantik memikul jabatan sebagai pengurus Masjid Nurul Iman.  Kalau dia dilantikl sebelum Zuhur dan saya dilantik sesudah Zuhur. Dan pertemuan pertama itu terjadi sewaktu malaksanakan Shalat Zuhur berjemaah di Masjid Nurul Iman.
Jadi awal dari semua kegiatannnya diawali dan berangkat dari Mesjid. Tentu sangat besar harapan orang masjid dan semua penduduk kota Padang agar dia di beri kekuatan dalam memikul beban dan selalu berjalan pada jalanNya yang lurus dan yang Benar, Amin.
Pekerjaan yang berawal dari Masjid adalah pekerjaan yang diawali dengan baca Bismillah, mencari ke Redhaan_Nya. Maka usaha dan pekerjaan apapun yang dilakukannya selalu berada dalam koridor keredhaan Allah.
Sujud dilakukan dengan merendahkan kepala dan meninggikan pinggul, menghadap kiblat, dan meletakkan dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua ujung jari ketempat sujud.
Sebagai seorantg Abdi dia merendahkan kepalanya, merendahkan hatinya mengikis sifat-sifat sombong dan Takabur yang melekat disana.
Dan tugasnya sebagai pelayan yang akan melayani rakyat yang di pimpinnya, langkah yang dilakukannya adalah benar yaitu bersujud.
Setiap kali sujud, harus disertai dengan tuma’ninah, yaitu diam sempurna setelah gerakan sujud. Batas waktunya minimal selama membaca satu kali tasbih. Cara sujud yang disunahkan dimulai dengan meletakkan kedua lutut, kemudian dua telapak tangan dan  kedua lutut dan ujung  jari kedua  kaki ke tempat sujud’.
Sujud juga berarti tunduk dan patuh .Sujud dalam pengertian ini antara lain  dapat dilihat dalam firman Allah swt pada surah ar-Rad ayat 15 yang  menyebutkan  bahwa segala yang ada dilangit dan di bumi sujud kepada Allah SWT
Sujud Syukur dilakukan karena memperoleh nikmat, baik harta benda, pangkat jabatan, maupun hal-hal yang mengembirakan lainnya, atau karena terhindar dari musibah, bala bencana, atau hal-hal yang menyakitkan lainnya
Nabi Muhammad SAW segera sujud sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT jika memperoleh sesuatu yang mengembirakan .
Berarti yang dilakukan Oleh Pak walikota Fauzi Bahar adalah sesuai dengan sunnah Rasul.
Entah bagaimana tertumpuk segudang harapan pada dirinya dan kita menyokong dan kita yakin bahunya yang lebar mampu memikul beban. Keningnya yang luas mampu mengatasi kemulut demi kemelut.
Saya lihat pengalamanya yang lalu begitu banyak memikul jabatan dan di percaya sebagai ketua ini dan ketua itu yang di embannya. Apalagi di melit
er dia telah di tempa dan melalui jenjang ekpemimpinan.
Meklihat dia yang masih muda dan sudah jadi pemimpin lalu saya teringat anak saya Irdhan yang juga setiap hari di tempa dan di bina di kostrad. Sebagai komandan pleton banyak prestasi yang telah di gapainya. Dalam hati saya berdoa kitranya Irdhan pun kelak bisa jadi pemimpin dan selalu b ersujud. Amin

Untuk semua itu ingin saya petikkan sebuah Firman suci_Nya dalam Allah_Qur’an :
Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman:"Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukila pintu gerbangnya dengan bersujud, dan katakanlah:"Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah  (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. 2:58)

Silatu Rahim


Oleh dr.H.K.Suheimi
      Silatur Rahim  Berasal dari kata  Silat yang artinya menghimoun, atau menghubungkan, menghubungkan yang terputus dan menghimpun yang terserak. Kesuksesan seseorang terletak pada kemampuannya menjalin hubungan silaturrahim. Suami yang sukses adalah suami yang mampu menjaga hubungan silaturahim dengan istri. Ayah yang sukses adalah ayah yang mampu menjaga hubungan silaturahim dengan anaknya. Pedagang yang sukses adalah pedagang yang mampu menjaga hubungan silaturahim dengan pelangannya. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu menjaga hubungan silaturahim dengan bawahannya. Dan kesuksesasn Rasulullah Muhammad s.a.w  terletak pada  kemampuanya menjaga hubungan silaturahim dengan pengikutnya.
Lihatlah ketika beliau jadi pedagang sebelum jadi Rasul. Terkenal sebagai pedagang yang sukses, adalah karena kemampuannya bersilatur rahim. Bagi pedagang orang yang paling penting adalah pembeli atau pelanggan , karena pelanggan itulah yang akan memberi laba dan keuntungan, semakin banyak pelanggan semakin besarlah laba, semakin besar laba, semakin bisalah dia meraih sorga didunia.
Sesungguhnya mereka yang  memberikan Kepuasan pada pelanggan , mereka sebetulnya sedang menggapai sorga didunia dan sorga di akhirat. Cobalah lihat, pelanggan yang puas, dia akan loyal dia tak akan beranjak dan tak akan pindah pada yang lain. Jika pelanggan itu bertemu dengan temannya dia akan mengajak temannya berbelanja di tempat pedagang tadi, maka pelanggan akan bertambah , dan labanya akan meningkat, dengan laba yang banyak dapat dia meraih sorga dunia. Pelanggan yang puas akan mendo’akannya sehingga terbuka pula pintu sorga akhirat. Dia menyadari yang paling penting itu adalah pelanggan, maka segala fikiran segala usaha ditujukan kepada bagaiman yang terbaik untuk pelanggan nya.
Sebagai dokter yang terpenting baginya adalah pasiennya, maka kepentingan pasien senantiasa di utamakannya, maka dia akan jadi dokter yang sukses. Apapun yang dikerjakannya adalah langkah-langkah yang menjurus bagaimana kepuasan pelanggan nya.

Silatrurrahim, bukan silaturrahmi, karena rahim berbeda dengan rahmi. Rahim artinya ksih dan saying atau alat kandungan, sedangkan Rahmi artinya usus, jadi jika ada orang yang bersilaturahmi, sebetulnya dia sedang menyambungkan usus dan usus, makanya acaranya di penuhi dengan makan dan makanan.
Kekuatan silaturahim terletak pada kemampuan seseorang merebut hati, bagaiman cara dan kiatnya merebut hati pelanggan , merebut hati bawahan, merebut hati rakyat, merebut hati kekasih, merebut hati anak, merebut hati istri.
Makanya kita di seru agar setiap apapun yang akan di kerjakan awalilah dengan menyebut Bismilahirahmannirrahim    Artinya ujung dari setiap pekerjaan kita itu adalah rahim, menjalin ikatan kasih dan saying.
Maka agama kita menyeru bahwa yang termasuk dosa besar adalah memutus tali silaturahim, dan amalan yang terbesar itu adalah merajut tali Silaturrahim.
Kalau ingin jadi pemimpin ingin  sukses tak lain dan tak bukan adalah dengan merebut hati  siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
Namun yang kejadian sekarang orang bukan berusaha merebut hati, tapi secara kasat mata kita lihat, justru berebut kekuasan, berebut harta, dan berebut wanita, sambil memutuskan tali Silaturrahim , Padahal sejarah selalu saja membuktikan seseoarng justru jatuh hancur dan ambruk, bila dia dia tergiur dan tergoda oleh tida ta yakni Tahta, Harta dan wanita

Kalaulah mereka tahu apa yang dibutuhkan orang sekarang ialah bagaimana merebut hati, iberikanlah apa yang diingini, mudahkanlah kata Rasul, kamu akan dimudahkan, lapangkanlah, kamu akan dilapangkan. Irhamu filardh yarhamkum fisama'  kasihanilah yang didunia maka yang dilangit akan mengasihimu. Rasakanlah nikmatnya memberi dan rasakanlah nikmatnanya tangan yang diatas..

Dalam suasana demikian selalu saja seseorang menyigi dan mengamati, apa kebutuhan dan keperluan orang banyak. Disaat=saat seperti ini orang haus belai kasih orang haus perhatian dan orang haus pertolongan. Dalam bentuk nyata orang sekarang kekurangan darah dan orang haus akan donor darah.
Tiap sebentar kematian terjadi hanya di sebabkan kurang darah terlambat datang pertolongan. Kadang-kadang darah dapat tapi orangnya sudah meninggal.

Pertanda kita peduli akan penderitaan orang lain lapangkanlah, tolonglah nanti kamu akan dilapangkan , nanti kamu akan ditolong.
Saya iri kepada donor darah yang telah menyumbangkan darahnya sebanyak 150 kali, padahal saya baru 28 kali.
Setiap selesai jadi donor saya puas, karena setiap darah yang keluar langsung akan di ganti. Begitu darah keluar 300 cc, maka sumsum tulang saya akan aktif, limpa, hati dan semua organ akan giat bekerja memproduksi darah sebagai penganti darah yang hilang. Darah yang diproduksi adalah darah baru, lebih segar , lebih merah . Sehingga menimbulkan semnagat baru, gairah baru, dengan muka yang menjadi lebih berona merah.
Dan dalam tiap tetes darah yang disumbangkan diiringi do’a kiranya setiap tetas darah ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Bukankah semboyan PMI itu, setetes darah adalah nyawa bagi yang sedang membutuhkan.
Agaknya melalui darah yang kita sumbangkan akan merekat tali slatirahim, dalam tubuhnya mengalir darahku, mungkin kita setali, sesaudara dam darah yang sama.

Saya teringat akan perempuan yang tiap bulan selalu mengeluarkan darah 50-70 cc. Jadi kira-kira 200 cc saban 3 bulan. Selama wanita itu masih haid, masih mengeluarkan darah tiap bulan, maka selama itu wanita itu sehat. Begitu dia berhenti haid atau menopause, maka bermacam-macam penyakit akan menghinggapinya. Jadi kalau kita renung, seseorang akan menjadi sehat terasa segar dan bugar dengan semangat yang tinggi bila dia selesasi menyumbangkan darahnya.
Maka saya memasang niat dan selalu berusaha agar sekali 3 bulan pegi ke PMI menjadi donor darah.
Barangkali itu yang bias saya sumbangkan. Kalau ada semboyan “berjuang sampai tetesan darah yang terakhir, maka bagi donor darah dia berjuang mulai dari tetesan darah yang pertama keluar dari tubuhnya, semoga dia mengikat tali silturahim dengan darahnya

Saya teringat pesan guru saya “Kibarkanlah panji-panji kemanusian dibarisan yang terdepan dengan darahmu”
Untuk itu saya teringat akan sebuah Firman suci_Nya dalam Al-Qur'an  Surat Ar Rahman Ayat 13
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”.. 

Semua Pasti Berlalu


Oleh : K Suheimi


Badai pasti berlalu kata Ashadi Siregar dalam sebuah bovelnya, dan saya suka membaca novelnya itu, banyak pesdan-pesan yg di lewakan lewat sebuah ceritra. Spt hari ini saya terkesima mendengar resonansi ciwa Dan saya tersentak sewaktu mendengar resonansi jiwa dari Radio Classy.  Yanti dengan manis mengubah satu kisah, dan kisah ni disampaikan oleh Adi dengan penuh perasaan. Saya kira ceritra ini bagus untuk kita simak bersama, begini kisahnya
Marilah sama-sama kita simak sebuha kisah tentang semua pasti berlalu

Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua putranya , sepeninggal ayahnyakedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah,, Sampai suatu hari mereka bertengkar , dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta

warisan ayahnya,,

Setelah harta terbagi , masih tertingal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka,, Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya , yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian , dan yang satu terbuat dari perunggu murah,,

Melihat cincin berlian itu , timbullah keserakahan sang kakak,

"adikku … aku rasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun dari nenek moyang kita,, Oleh karena itu , kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita,, Sebagai saudara tua , aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu." Jelas sang kakak

sik adik hanya tersenyum dan berkata, "Baiklah… ambil saja yang emas , aku ambil yang perunggu." ,,

Keduanya pun mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing dan berpisah,,

Tap di hati s
ang adik ada satu tanda tanya besar
"Hmmm… tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu , tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini?",,

Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu
“INI PUN AKAN BERLALU.
"Oh , rupanya ini mantra ayah...," gumamnya sembari kembali mengenakan cincin tersebut,,

Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan , ketika panen berhasil , sang kakak berpesta-pora , bermabuk-mabukan , lupa daratan,,
Ketika panennya gagal , dia menderita tekanan batin , tekanan darah tinggi , hutang sana-sini,, Demikian terjadi dari waktu ke waktu , sampai akhirnya dia
kehilangan keseimbangan batinnya , sulit tidur , dan mulai memakai obat-obatan penenang,, Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli
obat-obatan yang membuatnya ketagihan,,

Sementara itu , ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya , tetapi dia teringatkan oleh cincinnya , “INI PUN AKAN BERLALU”,, Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan ,, Ketika panen gagal , dia juga ingat bahwa, INI PUN AKAN BERLALU , jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan,,

Hidupnya tetap saja naik-turun , kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal , namun dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya,, Semua yang datang , hanya akan berlalu ,, Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batinnya , dia
hidup tenteram , hidup seimbang , dan bahagia,,

Untuk itu ingin saya petikkan sebuah firman suci Nya dalam Al Qur"an

Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya. Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, mereka tidak dapat melihat. (QS. 2:17)

(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. (QS.