Jumat, 09 November 2012

Artikel Mahasiswa



DI BATAS KERAGUAN TERSIMPAN KEYAKINAN
oleh Arvi Gayatri:
Mahasiswi STIKes PMC
 
Sebenarnya  aku tak tahu mau nulis apa disini,tapi aku berusaha menyusun kata demi kata yang ada di hati ini. Jujur dari hati ku yang terdalam tak ada kisah menarik dalam hidup ku ini, walaupun dilihat dari segi  dan sudut pandang manapun, namun aku akan mencoba berbagi satu di antara sekian banyak kesedihan yang ku miliki . Terkadang aku merasa Allah itu tidak adil terhadapku, misalnya saja ku selalu mendapatkan nilai di bawah standar saat ulangan padahal rasanya aku sudah cukup berikhtiar dan berdo’a, di sepertiga malam aku  selalu terbangun dan mencoba untuk mengulang kembali apa yang aku dapat selama duduk seharian di kelas, aku pun menoleh pada wajah-wajah yang tak ku kenali di samping kiri dan di samping kanan ku mereka masih tertidur lelap,setelah belajar  aku pun tertidur kembali.
Ke- esokan hari nya hasil ulangan kami di bagi kan dan lagi-lagi aku mendapat kan nilai di bawah standar. Tetapi aku masih tetap mau berusaha meskipun aku tahu teman ku yang tak pernah berusaha selalu mendapatkan nilai yang maksimal, tapi aku tak patah semangat, dengan segala upaya  aku berusaha menutup mata ku dari sgala ejekan orang yang tidak senang terhadap ku, dan aku berusaha mentulikan telingaku terhadap ocehan orang lain yang sama sekali tak ada untung dan rugi nya buat ku ,toh bukan mereka yang memberi ku nasi selama ini. Tepat di hari jum’at ibu dan ayah ku datang ke pesantren “BAHRUL  ULUM” tempat di mana aku menuntut ilmu, dengan nafas tergesah gesah aku pun menghampiri mereka dan mencium kedua tangan mereka.Tiba-tiba mereka bertanya nak bagaimana hasil ulangan mu kemaren?? ..saat itu aku hanya bisa terdiam seribu bahasa,dada ku sesak kepalaku pusing seketika dan aku merasakan pipi ku mulai basah karna air mata yang menetes begitu saja tanpa aku sadari.Perlahan aku mulai mendekati mereka dan menatap wajah kedua orang tua ku dengan tatapan penuh arti,ya Allah aku tak kuasa menceritakan apa yang aku alami saat ini,aku tau dari raut wajah mereka terlihat begitu banyak beban dan rasa lelah yang teramat sangat  karna setiap hari membanting tulang bekerja keras, namun di balik kelelahan yang di pancar kan itu aku menangkap sebuah harapan yang begitu besar terhadap ku,agar aku tidak menjadi bodoh seperti mereka.
Perlahan aku mengambil selembar kertas dari saku rok ku sembari memperlihatkan nilai yang aku dapat.Akupun bersimpuh di hadapan mereka sambil berkata”ayah dan ibuku aku teramat menyadari aku belum bisa membuat mu tersenyum,untuk itu aku memohon ampunan mu,mungkin untuk saat ini hanya itulah hasil kemampuan yang kumiliki,tapi aku berjanji aku akan lebih giat lagi”.
Lalu kedua orang tuaku pergi dengan rasa kecewa.dan mulai saat itu aku berjanji pada diri ku sendiri kalau aku tak akan pernah putus asa lagi ataupun patah semangat  karna orang bijak mengatakan “jangan jadi kan kegagalan itu yang menghancurkan anda tapi belajarlah anda dari kegagalan dan jadi kan lah kegagalan itu sebagai batu loncatan untuk tantangan berikut nya”.Tak lama kemudian tiba la saat yang di tunggu- tunggu yaitu pembagian rapor,saat itu aku hanya bisa pasrah ya Allah kalau memang ini yang terbaik untuk ku aku akan terima ya Allah .. aku tahu untuk menjadi yang terbaik memang  mungkin tak bisa aku dapatkan tapi dengan usaha yang aku lakukan bangun malam-malam untuk belajar dan bangun lagi subuh nya untuk belajar kembali,rasa nya aku sudah cukup berikhtiar kalau memang nilai ku masih rendah mungkin cara belajar ku lah yang kurang efektif atau aku lah yang terlahir bodoh di dunia ini  apapun yang terjadihari ini  semua ini aku pasrah kan kepada mu.Lalu dengan hati yang deg- degan aku mencoba mendengar hasil nilai rapor bagi orang yang berprestasi  dengan perasaan yang tak bisa  aku gambarkan akhirnya nama ku terpanggil sebagai siswi  yang berprestasi.
Subhanallah aku senang sekali dan pandangan ku mengarah pada sudut ruangan di mana rapor di bagikan ternyata orang tua ku lah yang terlebih dahulu tersenyum sambil meneteskan air mata ,ya Allah terima kasih saat ini kau jadikan satu hari terindah untuk ku lalu aku pun maju mengambil hadiah dan aku segera berlari memeluk kedua orang tua ku  yang telah berjasa dalam hidup ku,seseorang yang telah membuat ku hidup dan terlahir di dunia fana ini dan sampai saat ini,seseorang yang menjadi sumber inspirasi terbesar dalam hidup ku ada lah mereka.lalu aku keluar dari ruangan tersebut  dengan sebuah rapor dengan nilai sebagai siswa yang berprestasi aku pun berteriak sekencang-kencang nya  i believe one sentence “ di mana ada kemauan disitu ada jalan”.Ya Allah terimakasih banyak hari ini adalah hari yang paling bersejarah dalam hidup ku.
 Dalam hidup putus asa adalah hal yang tiada guna,hidup adalah perjuangan maka perjuangkanlah setiap waktu yang kamu lalui,jadikan waktu tersebut bermamfaat untuk mu , dan jangan pernah ragu karna kegagalan.
Karna tanpa mengalami kegagalan tak akan ada penghargaan untuk sebuah keberhasilan.